KLHK Ingatkan Bahaya Merkuri, Apa Saja?
jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLBB) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap ancaman bahaya merkuri.
Pasalnya, banyak cara merkuri masuk ke lingkungan termasuk buangan aktivitas penambangan emas skala kecil (PESK) dan kebocoran di tempat pembuangan akhir.
Dalam paparannya, Rosa menyebut merkuri dapat tersebar melalui udara, air, unsur tanah yang diakibatkan proses industri, pertambangan, dan penggunaan bahan bakar fosil.
"Merkuri ada di sekitar kita, memiliki unsur kimia bernomor atom 80 simbol Hg dan logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup," ungkap Rosa dalam webinar "Waspada Merkuri", Selasa (21/12).
Menurut Rosa kandungan merkuri dapat ditemui dalam kegiatan sehari-hari, seperti baterai, kosmetik ilegal, lampu CFL, elektronik.
Namun, pada beberapa kasus merkuri dapat ditemukan di makanan seperti ikan dan seafood.
Lebih lanjut Rosa menjelaskan sumber lepasan merkuri berasal dari aktivitas biologis semburan erupsi gunung merapi dan uap panas.
Selain itu, pelapukan batuan juga mengandung merkuri secara alami oleh faktor cuaca, misalnya pelapukan batuan sinabar, kebakaran hutan, kemudian pelapukan biomassa yang asalnya dari tanaman.
PSLBB Kementerian LHK Rosa Vivien Ratnawati mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada pada ancaman bahaya merkuri.
- Menteri LH Minta Kepala Daerah Berkomitmen Menuntaskan Permasalahan Sampah
- 5 Persemaian Skala Besar Diresmikan untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Kementerian LH/BPLH Layangkan Surat Peringatan kepada 306 Kepala Daerah Terkait TPA Sampah, Ini Penyebabnya
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Kolaborasi Strategis untuk Pengelolaan Limbah B3 Berkelanjutan di Indonesia
- Pertamina dan Kementerian Lingkungan Hidup Dukung Program Kali Bersih Sungai Ciliwung