KLHK Rancang Pembangunan Berkelanjutan di Ibu Kota Baru

KLHK Rancang Pembangunan Berkelanjutan di Ibu Kota Baru
Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK Agus Justianto bersama Wakil President Griffith University Profesor Sarah Todd usai penandatangan kerja sama, Kamis (10/10/2019). Foto: Humas KLHK

Agus menuturkan, ibu kota baru ini diharapkan dapat menjadi etalase peradaban baru manusia Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tata nilai (values), pengetahuan, teknologi dan kelembagaan yang sesuai dengan peradaban baru metropolis tersebut menjadi persyaratan penting yang harus dibangun dan dikembangkan bersamaan dengan pembangunan berbagai sarana dan prasarana serta infrastruktur fisik perkotaan yang ramah lingkungan.

“Ibu kota baru Indonesia diharapkan dapat menjadi etalase penerapan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim,” katanya.

Agus menyatakan, ibu kota baru akan menerapkan konsep forest city yang didukung dengan berbagai bentuk infrastruktur hijau berupa kawasan hutan hujan tropis, kawasan konservasi perairan peisisir dan laut serta ruang terbuka hijau lainnya beserta sumber daya alam hayati yang ada di dalamnya.

“Vegetasi asli hutan hujan tropis menjadi backbone pengembangan Forest City. Vegetasi asli juga digunakan untuk kegiatan pemulihan lahan-lahan yang telah mengalami kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan,” katanya.

Agus menuturkan Ibu kota baru juga akan dirancang untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan yang rendah emisi karbon seperti panel surya, gas atau PLTA.

Gedung yang dibangun pun akan didesain secara hijau dengan menerapkan sistem manajemen untuk menafaatkan air secara berulang serta pencahayaan yang lebih efisien. Sementara untuk pergerakan penduduk, transportasi publik yang rendah emisi karbon akan dioptimalkan. Jalur sepeda dan pedestrian juga akan terintegrasi sehingga mendukung penduduknya untuk meninggalkan penggunaan kendaran bermotor pribadi.(fri/jpnn)

Ibu kota baru Indonesia diharapkan dapat menjadi etalase penerapan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News