Kliring Dan Valas Lebih Pas Dengan Satu Zona Waktu
Senin, 04 Juni 2012 – 06:06 WIB
Untuk itu, lanjut Ronald, Bank Indonesia menyambut baik inisiatif dari Kantor Menko Perekonomian ini meski selayaknya dilakukan dengan kajian yang menyeluruh,"Ini kan inisiatif kantor Menko. Perekonomian, kita tunggu saja kajian mereka. BI akan tunggu dulu hasilnya," tuturnya
Bukan hanya perbankan yang mendukung penyatuan waktu itu. Operator penerbangan juga setuju jika jam di ujung timur Indonesia disamakan dengan jam di ujung barat Indonesia. Sebab dengan begitu jam buka bandara akan sama,"Penyamaan zona waktu bisa berdampak negatif pada penerbangan jika tidak ada upaya penyesuaian pada jam kerja bandara," kata Vice President Communications PT Garuda Indonesia Pujobroto.
Pujo mengungkapkan bahwa tidak semua bandara di Indonesia buka 24 jam. Padahal penerbangan bisa saja dilakukan pada malam hari. Dengan begitu, yang terjadi saat ini pilot harus menghitung dengan cermat perkiraan jam tutup bandara di Indonesia bagian timur,"Sebab ada kemungkinan pesawat mendarat saat bandara sudah tak beroperasi atau sudah tutup, jadi harus diperkirakan dengan cermat," tukasnya.
Pujo mencontohkan, suatu bandara di Indonesia bagian timur tutup jam 10 malam waktu setempat. Maka pesawat yang berangkat dari Indonesia bagian barat atau tengah harus mendarat sebelum jam 10 malam waktu Indonesia bagian timur atau ketika bandara tersebut masih buka,"Akan kacau kalau zona waktu disamakan tapi jam buka tutup bandara di wilayah timur sudah tutup seperti semula. Bisa-bisa yang berangkat dari barat atau tengah kecele karena menyangka bandara masih buka," jelasnya. (wir)
KALANGAN perbankan menyambut baik rencana penyatuan zona waktu dari tiga menjadi satu, sesuai Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA). Dengan langkah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi