KLKH Ungkap Penyebab Kualitas Udara Jakarta Sangat Buruk Belakangan Ini
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH Sigit Reliantoro mengungkap penyebab kualitas udara Jakarta sangat buruk belakangan ini.
Hal itu dijelaskan dalam konferensi pers mengenai “Isu Kualitas Udara Jabodetabek” di kantor Ditjen PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jumat (11/8).
"Jadi, kalau dari segi siklus memang bulan Juni Juli Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi oleh udara dari Timur yang kering,” ucap Sigit.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan upaya dari mana sebetulnya sumber pencemaran di DKI Jakarta itu.
Pada 2020, Pemprov DKI, Bloomberg, filantropis, kemudian Vita Strategis itu sudah melakukan kajian inventarisasi industri pencemar udara di DKI Jakarta.
Sigit lalu memaparkan dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta itu bahan bakar itu sebagai sumber emisi, yakni batubara 0,42 persen, minyak 49 persen, dan dari gas itu 51 persen.
"Kalau dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi itu 44 persen, industri 31 persen, industri energi manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen,” kata dia.
Dari evaluasi, terdapat sejumlah kebijakan untuk mitigasi atau pengendalian pencemaran udara yang mulai ditingkatkan, tetapi ada peluang-peluang yang perlu diperbaiki.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro mengungkapkan penyebab udara Jakarta sangat buruk belakangan ini.
- Musim Hujan, Tetapi Kualitas Udara Jakarta Masih 20 Besar Terburuk di Dunia
- 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi di Jakarta
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya