Kloning Javier

Oleh: Dahlan Iskan

Kloning Javier
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Angka yang masih 200 persen itu lantaran masih tercampur dengan angka lama. Kalau lima bulan terakhir sudah di bawah lima persen.

Baca Juga:

Javier adalah presiden tipping point. Dia dapat julukan "gila". Jalan pikirannya tidak biasa. Potongan rambutnya acak-acak seperti penyanyi rock.

Cita-citanya menjadi kiper terbaik. Dia berhasil jadi kiper klub sepak bola divisi dua Argentina, tetapi mentok di situ. Umur 18 tahun gantung sepatu.

Dia terpanggil menjadi capres karena sudah tidak tahan melihat kemerosotan ekonomi negara. Sudah 40 tahun Argentina ganti-ganti presiden tidak ada yang membawa perbaikan.

Ekonomi Argentina terus merosot. Rakyat yang miskin sudah mencapai 40 persen. Mereka tinggal di kampung-kampung kumuh. Tanpa jalan aspal. Tanpa listrik. Tanpa air bersih.

Kampung miskin seperti itu di sana disebut villas miseria.

Polisi pun tidak mampu menegakkan keamanan di perkampungan miskin itu. Yang subur adalah gangster-gangster. Preman.

Umumnya orang Argentina masih mengagungkan masa lalu: sebagai negara termakmur di dunia. Lebih kaya daripada Amerika Serikat saat itu.

Saat kampanye Javier Milei sering membawa mesin gergaji –chainsaw. Dia peragakan chainsaw itu menggergaji baliho bergambar banyak menteri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News