Klop dengan Opsi Usulan Wamen ESDM

Penerapan Harga Tengah Premium

Klop dengan Opsi Usulan Wamen ESDM
Klop dengan Opsi Usulan Wamen ESDM
"Itu (usulan, Red) cocok, cuma caranya berbeda," terang Widjajono yang juga anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) itu. Dia mengungkapkan, saat rapat kerja antara kementerian ESDM dengan komisi VII DPR memang ada kesepahaman mengenai pengurangan subsidi. "Cuma caranya bagaimana belum disepakati," sambung pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu.

Selain opsi menarik beberapa komponen subsidi secara bertahap, ada tiga opsi lain yang pernah diutarakan Widjajono. Opsi-opsi itu adalah menaikkan harga jual premium untuk mobil pribadi setiap tahun hingga mencapai harga keekonomiannya; menaikkan harga premium pada 1 April 2012 menjadi Rp 8.200 per liter untuk wilayah Jakarta, lantas dilakukan hingga ke daerah secara bertahap hingga 2014; dan menaikkan harga premium untuk mobil pribadi secara otomatis 5 persen per bulan, sehingga dalam satu setengah tahun harga premium sudah mencapai Rp 8.100 per liter.

Opsi mana yang akan dipilih, lanjut dia, bergantung pada pemerintah. Widjajono sebagai wakil menteri ESDM hanya dalam kapasitas memberikan usulan sebagai pribadi. "Itu opsi saya, nanti silakan pemerintah atau presiden yang memilih."

Dihubungi terpisah, pengamat perminyakan dan kebijakan ekonomi Pri Agung Rakhmanto berpendapat, penerapan harga tengah premium terkesan tidak tegas. "Harga tengah itu hanya pembatasan yang malu-malu," katanya.

JAKARTA - Beragam opsi yang muncul terkait rencana pembatasan dan pengaturan BBM bersubsidi, sepertinya, tidak sulit menemukan titik temu. Setidaknya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News