Klub – Klub Ingin Kepastian Kompetisi, Nilai Subsidi Juga Belum Jelas
jpnn.com, JAKARTA - Penetapan Gusti Randa sebagai komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) sejatinya agar jadwal kompetisi Liga 1 menjadi lebih jelas dan pasti.
Selain itu, juga supaya besaran nilai subsidi untuk 18 klub pemegang saham yang ikut berkompetisi terang benderang.
Ternyata, justru Gusti dan direksi yang juga dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSL) pada 28 Februari lalu, Dirk Soplanit, melakukan perubahan yang luar biasa dalam struktural PT LIB. Pemecatan dilakukan kepada dua sosok yang selama ini berperan besar atas berjalannya Liga 1 dan Liga 2.
Ya, mereka adalah CEO Risha Adi Wijaya dan COO Tigorshalom Boboy. Selain itu, Gusti dan Dirk juga melakukan pemindahan beberapa posisi di dalamnya.
Bahkan, PT LIB yang awalnya punya tujuh manajer untuk beroperasi diperkecil hanya jadi hanya tiga manajer.
Nah, di saat klub-klub ingin mengetahui kepastian kompetisi, justru PT LIB sebagai operator lebih sibuk melakukan bersih-bersih rezim lama. Situasi yang membuat beberapa klub mempertanyakan komitmen Gusti dan Dirk sesuai dengan kesepakatan dalam RUPSLB.
BACA JUGA: Daftar 24 Pemain Persib yang Ikut TC di Batam
Klub berjuluk Juku Eja itu juga mempertanyakan kepastian jadwal. Sebab, sesuai dengan hasil RUPSLB, Liga 1 paling cepat harus bergulir pada 1 Mei mendatang. ’’Paling lambat 8 Mei. Tapi, ini kok masih belum ada kabar,’’ tuturnya.
Di saat klub-klub ingin mengetahui kepastian kompetisi, justru PT LIB sebagai operator lebih sibuk melakukan bersih-bersih rezim lama.
- Sikap PT LIB soal Kerusuhan Suporter Seusai Duel Persib vs Persija
- Kata PT LIB Soal Penundaan Liga 1
- PT LIB Gelontorkan Rp 100 Miliar Lebih untuk VAR di Liga 1, Dipakai Mulai Tahun Depan
- SOS Dorong Klub Liga 2 yang Menunggak Gaji Pemain Didegradasi
- Persebaya Minta Polisi Tangkap Provokator di Laga Melawan Persija
- PT LIB Larang Suporter Tim Tamu Bertandang di Liga 2