KMP Digembosi, Prabowo Kok Lembek Belum Berani Tampil?
jpnn.com - JAKARTA - Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dengan pemerintah dan kencangnya serangan terhadap Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang hadir di acara jumpa pers Donald Trump di New York Amerika Serikat, dianggap sebagai alat untuk menggembosi kekuatan oposisi, Koalisi Merah Putih (KMP).
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna, cara ini sedang intensif digunakan kekuatan penguasa.
"Itu cara penguasa mempreteli kekuatan KMP yang mendeklarasikan diri sebagai kekuatan penyeimbang pemerintah," kata Budyatna, Selasa (8/9).
Masalahnya ujar Budyatna, Prabowo sebagai 'petinggi' di KPM tidak bereaksi. Ini bisa membuat pendukungnya apatis karena figur yang diharapkan bisa mengkritik pemerintahan malah diam.
"Sudah jelas satu-persatu kekuatan KMP dipreteli, Prabowo kok malah jadi lembek. PAN itu lari di samping memang pragmatis ingin mendapatkan kursi menteri, tapi bisa juga lari karena intimidasi dan ketua umumnya diduga juga punya kasus hukum," tegasnya.
Demikian juga halnya dengan isu pelanggaran etika yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Menurut Budyatna, gencarnya kecama dari blunder pimpinan DPR itu adalah sebuah gerakan untuk melemahkan KMP.
"Ini sebenarnya salah KMP juga memilih Setya Novanto jadi Ketua DPR, sebab Setya diduga banyak kasus sehingga mudah dimainkan untuk menjatuhkannya. Jadi isu mereka dengan Donald Trump bagian dari upaya mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap KMP," tegasnya.
Budyatna juga mengingatkan, diamnya semua gerakan mahasiswa dan rakyat juga merupakan gambaran tidak adanya pemimpin yang berani tampil untuk menggerakan mereka.
JAKARTA - Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dengan pemerintah dan kencangnya serangan terhadap Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan