KMP Kayong Utara Karam setelah 7 Jam Kandas, 1 ABK Hilang

KMP Kayong Utara Karam setelah 7 Jam Kandas, 1 ABK Hilang
Kapal Kayong Utara yang kandas di Laut Banyuasin, Sumsel sekitar 3 kilometer dari Pelabuhan Kapal TAA, 36 orang selamat (29 penumpang, 7 ABK), -1 ABK hilang (belum ditemukan), atas nama Ridho Hanafi. Foto: sumeks/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Tim penyelamat masih mencari satu anak buah kapal (ABK) KMP Kayong Utara Pontianak setelah kapal tenggelam di wilayah perairan Banyuasin, sekitar 3 Km dari Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA), Selasa (20/2).

Kapal yang berangkat dari Tanjung Kalian (Bangka Belitung), Senin (19/2) pukul 16.30 WIB, sempat karam sekitar pukul 20.05 WIB ketika hampir sampai Pelabuhan TAA (Sumsel).

Dari manifest, KMP Kayong Utara Pontianak, membawa 29 penumpang dan 8 awak kapal. Berikut mengangkut 8 unit truk, 1 mini bus, dan dua sepeda motor. Dari insiden itu, satu anak buah kapal (ABK) atas nama Ridho Hanafi (20), masih dinyatakan hilang hingga kemarin sore.

Kasubsi Ops dan Siaga Basarnas Palembang, Inarwan SSos yang memimpin proses evakuasi, mengatakan dugaan sementara KMP Kayong Utara karam setelah menghantam gundukan pasir bercampur lumpur. Lalu, nakhoda kapal, Ahmad Wurry Priyoto, tidak mampu mengendalikan kemudi dan laju kapal akibat tiupan angin kencang yang yang saat itu memang lagi turun hujan deras.

"Untuk sementara faktor cuaca yang buruk menjadi penyebab karamnya kapal ke arah utara. Nakohoda kapal tidak bisa mengendalikan kemudi kapal," ungkap Inarwan di sela-sela proses evakuasi kemarin (20/2).

Kemudi kapal yang masih manual dengan rantai disinyalir menyulitkan nakhoda kapal untuk mengendalikan kapal. KMP Kayong Utara sendiri yang berada dibawah naungan operator PT Antosin Lampung Pelayaran (ALP) bertolak dari Tanjung Kalian pukul 16.30 WIB, Minggu (19/2).

Seharusnya dalam waktu pelayaran normal menempuh waktu selama empat jam, tiba di pelabuhan TAA. Lantas kenapa baru sekitar pukul 04.00 WIB, Selasa (20/2) diketahui? Basarnas menyatakan, kapal tersebut tidak menyalakan EPIRB (emergency potition indicator radio becon).

"Harusnya kalau alat EPIRB ini dalam posisi on, dapat memancarkan sinyal bantuan. Ini karena tidak di-on-kan makanya tidak dapat menghasilkan sinyal," ungkap Inarwan. Terkait proses pencarian seorang ABK yang masih hilang, pihak Basarnas dibantu unsur dari instansi terkait seperti dari Lanal Palembang, Satpolir Polres Banyuasin dan Ditpolair Polda Sumsel.

Tim penyelamat masih mencari satu anak buah kapal (ABK) KMP Kayong Utara Pontianak yang tenggelam di wilayah perairan Banyuasin, Sumsel hingga, Rabu (22/1).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News