KND dan KWI Berkolaborasi Cegah Stigma Negatif Terhadap Penyandang Disabilitas

KND dan KWI Berkolaborasi Cegah Stigma Negatif Terhadap Penyandang Disabilitas
Ketua KWI Kardinal Ignatius Suharyo didampingi oleh Romo Siswantoko dan Romo Eko Indiantono menerima Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (4/2/2022). Foto: Dok. KND

"Tahun ini adalah hormat terhadap martabat manusia, kedua, mengusahakan kebaikan bersama, ketiga, solidaritas, keempat, perhatian lebih tehadap saudara/i yang kurang beruntung dan kelima merawat alam ciptaan," terang Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta ini.

Menurut Kardinal, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) pada tahun konsentrasi isunya adalah menghormati martabat manusia.

“Saya yakin, bahwa tahun demi tahun, kesadaran untuk menghormati kaum disabilitas semakin tinggi di kalangan gereja katolik. Seperti di Jakarta, akses masuk gereja untuk penyandang disabilitas sudah tersedia, bahkan di dalam gereja, ada tempat khusus paling depan untuk disabilitas,” katanya.

Dia menilai hal ini adalah tanda-tanda gereja Katolik mulai sadar dan meminimalisasi stigma negatif terhadap penyandang disabilitas.

"KWI akan siap bergerak dan berkolaborasi bersama KND untuk memberikan yang terbaik bagi para penyandang disabilitas, tentu ini juga merupakan apa yang menjadi konsentrasi dan program dari KWI," ujarnya.

Kesempatan yang sama, Ketua KND Dante Rigmalia mengatakan ada beberapa hal yang perlu dijalankan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk menempatkan penyandang disabilitas sebagai manusia yang setara.

Dante menegaskan penyandang disabilitas adalah warga bangsa yang perlu dihargai martabatnya. Namun, sikap diskriminasi terhadap disabilitas masih sangat melekat.

"Maka hal inilah yang mendorong KND untuk berkolaborasi bersama organisasi keagamaan seperti hari ini kami datang bertemu dengan  KWI untuk bersama bergerak membangun kepedulian dan pemenuhan hak penyandang disabilitas," kata Dante.

Dante menegaskan penyandang disabilitas adalah warga bangsa yang perlu dihargai martabatnya. Namun, sikap diskriminasi terhadap disabilitas masih sangat melekat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News