KNPI Minta Jenderal Listyo Sigit dan Boy Rafli Lebih Waspada Tangani Terorisme

jpnn.com, JAKARTA - Plt Ketua Umum DPP KNPI Mustahuddin mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dalam menangani pihak-pihak yang diduga terlibat dalam dua aksi teror akhir-akhir ini.

Namun, di sisi lain, kedua kepala institusi itu diminta makin waspada.

Selain itu, Mustahuddin juga memuji gerak cepat Densus 88 Polri yang berhasil mengamankan empat orang terduga teroris yang terafiliasi dengan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi dan di Condet, Jakarta Timur.

"Apalagi dalam waktu dekat masyarakat Indonesia akan menghadapi berbagai kegiatan besar keagamaan. Kami tidak ingin terjadi hal seperti di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri," kata Mustahuddin dalam keterangan yang diterima, Senin (5/4).

"Ini sangat menganggu kedamaian, persatuan, dan kesatuan serta dapat berdampak memecah belah kerukunan umat beragaman."

Mustahuddin menilai aksi terorisme tidak dibenarkan dalam agama apa pun.

Oleh karena itu, dia menganggap aksi terorisme murni kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dia meminta semua elemen wajib mendukung program dari Polri dan BNPT dalam mengantisipasi tindak teroris, khususnya tokoh adat, pemuda, dan pemuka agama.

"Kami juga mengecam tindak teror yang melibatkan remaja di Makassar dan Mabes Polri. Terpaparnya milenial dengan kelompok teroris merupak sinyal berbahaya untuk masa depan bangsa."

"Jika tidak segera diantisipasi, ini akan membahayakan bangsa Indonesia yang sedang menhadapi bonus demografi," tambah Mustahuddin.

Dia juga meminta kaum pemuda memahami makna dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral, serta alat pemersatu bangsa.

Kalangan pemuda juga wajib saling bergandengan tangan menolak tindak teror.

"Kami dari KNPI selaku representasi pemuda di Indonesia siap membersamai program kepolisian dan BNPT dalam penanggulangan tindak teror di Indonesia," pungkas Mustahuddin. (tan/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru: