Koalisi Partai Gurem Kian Mantap
Rabu, 06 April 2011 – 08:02 WIB
Terkait mekanisme penetapan ketua umum PPN, Oesman menjelaskan akan dibahas setelah partai baru tersebut terbentuk. Bisa jadi, sebagai pelopor PPD memiliki kans lebih besar untuk menjadi nahkoda PPN. Opsi lainnya adalah, pemimpin PPN adalah partai-partai anggota yang memiliki wakil di DPRD terbanya. "Tapi ini masih tidak harus," sanggahnya. Sementara untuk lambang partai baru nanti, diperkirakan bakal menggunakan lambang payung.
Dia mengkalkulasi, jika dalam pemilu sebelumnya masing-masing partai tadi memperoleh satu persen suara, dalam pemilu 2014 nanti PPN berpeluang mendulang sepuluh persen suara. "Kita tidak muluk-muluk, seluruh partai yang gabung harus mempertahankan suara masing-masing," tandasnya.
Untuk kontrak politik dari masing-masing partai, Oesman mengatakan sedang dirancang. Yang pasti, Oesman mengatakan jika partai baru nanti adalah satu kesatuan. "Sepuluh untuk satu, dan satu untuk sepuluh," tadasnya.
Selain pertimbangan lolos PT, penggabungan partai-partai non parlemen itu didasarkan beberapa sebab. Diantaranya, menampung ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol-parpol yang sekarang bercokol di DPR. Sikap masyarakat tersebut, dinilai menjadi kekuatan publik alternatif. "Kami tetap mengusung Pancasila, UUD 1945 dan nasionalisme," papar Oesman.
JAKARTA - Kesepakatan parliamentary threshold (PT) sebesar tiga persen, membuat sepuluh partai non parlemen ketar-ketir. Sebagai solusi, mereka bertekat
BERITA TERKAIT
- Akun Medsos PJ Bupati Temanggung Diserang Warganet: Stop Cawe-Cawe
- 3 Pejabat di Banggai Diduga Langgar Aturan Netralitas ASN, Gakkumdu Ancam Jemput Paksa
- Aktivis Dorong Semua Pihak Mewujudkan Pilkada Maluku Utara Aman dan Nyaman
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum