Kobe Shimbun. Koran yang Sudah 120 Tahun Tak Pernah Libur
Edisi Gempa Selamatkan Nyawa Nenek Putus Asa
Rabu, 04 Maret 2009 – 07:31 WIB
Mereka memasang foto depan, jembatan dan tol yang putus disertai judul Gempa Besar Terjadi, 203 Mati, 331 Luka. Ternyata, esok harinya, setelah seluruh media di Jepang menerjunkan reporter ke Kobe, baru diketahui bahwa korban meninggal tembus 6 ribu dan puluhan ribu luka-luka. ''Saat itu tidak ada listrik, televisi dan radio mati. Kami hanya punya empat telepon satelit yang masih bisa digunakan,'' tuturnya.
Ternyata koran edisi gempa Kobe itu menyelamatkan banyak nyawa. Misalnya, seorang ibu tua yang ditemui Takanashi di barak pengungsian tiga hari setelah gempa. Ibu itu mengaku putus asa sesaat setelah gempa. ''Dia bilang, rumah saya hancur, kompor meledak dan membakar dapur. Tapi, tidak ada pemadam atau petugas yang datang menolong,'' kata Takanashi.
Esok harinya ibu itu secara kebetulan menemukan edisi Kobe Shimbun sore yang memasang foto jembatan putus. ''Saya sudah berniat harakiri (bunuh diri). Tapi, setelah saya membaca itu, saya sadar bahwa gempa ini besar sekali dan semua menyelamatkan diri sendiri,'' katanya.
Pada edisi hari kedua Kobe Shimbun (yang masih di-lay-out di Kyoto), mereka menuliskan artikel kecil tentang kebutuhan sukarelawan mendampingi orang-orang tua yang kehilangan keluarga. ''Siang harinya puluhan orang datang ke kantor kami menyatakan mendaftar, besoknya semakin banyak,'' ujarnya.
Berprinsip tiada hari tanpa koran, Kobe Shimbun, harian lokal asal Kobe, Provinsi Hyogo, mampu bertahan lebih dari seabad. Bahkan, saat terjadi gempa
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala