Kok Surat SBY soal Tak Setuju Format Kampanye Akbar Prabowo Bisa Bocor?
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinan Hutahean mengaku heran dengan bocornya surat dari ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merasa keberatan dengan set up dan run down kampanye akbar Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (7/4). Sebab, surat yang ditulis SBY di Singapura itu bersifat internal dan hanya ditujukan kepada tiga petinggi PD.
“Sebetulnya surat itu untuk internal. Saya tidak tahu bocornya dari mana, tetapi itu kepentingan internal dan sudah dilaksanakan hari ini pada kampanye,” ujar Ferdinand.
Mantan relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) itu menuturkan, SBY dalam suratnya menginginkan kampanye Prabowo - Sandi di SUGBK tidak eksklusif bagi kelompok tertentu saja. Selain itu, tutur Ferdinand, Presiden Keenam RI tersebut juga tak mau Prabowo yang diusung PD justru diidentikkan dengan pendukung khilafah.
Baca juga: SBY Sempat Sebut Kampanye Akbar Prabowo Tidak Lazim
“Pak SBY menerima banyak informasi di Singapura seolah-olah hari ini kampanye dibuat seperti khilafah. Maka SBY mengirimkan surat kepada tiga kadernya untuk menyampaikan kepada panitia dan kepada capres dan cawapres kita agar melaksanakan kampanye dengan Indonesia raya,” katanya.
Ferdinand menambahkan, surat SBY itu pun jadi perhatian dalam pelaksanaan kampanye akbar Prabowo - Sandi. Salah satu buktinya adalah doa dari tokoh lintas agama.
Baca juga: Tegaskan Kampanye 'Putihkan Jakarta' Usung Semangat Pancasila, Ini Indikasinya
“Ada pembacaan doa mewakili Kristen Protestan, Katolik dan seluruh perwakilan agama diundang. Itulah wujud dari Bhinneka Tunggal Ika,” terangnya.(jpc/jpg)
Ferdinan Hutahean menyatakan, surat dari SBY yang berisi keberatan soal format kampanye akbar Prabowo - Sandi di SUGBK bersifat internal di Partai Demokrat.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah
- Prabowo Tak Diundang ke HUT PDIP, tetapi Bakal Diminta Hadir Pas Kongres
- Heikal Safar: Program Makan Bergizi Gratis Bentuk Kemanusiaan Adil dan Beradab
- Indonesia Jadi Anggota BRICS, Marwan Cik Asan: Ini Langkah Strategis!
- Wow, Indonesia Bisa Cuan Rp 84,2 Triliun Gegara Tak Impor
- Mulai Januari 2025, Pekerja Indonesia Pensiun di Usia 59 Tahun