Kok Tega, Nyawa Mereka Terancam tapi Tidak Dihargai
jpnn.com - JAKARTA – Akademisi Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengecam rencana kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi yang dipimpin Yuddy Chrisnandy melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejuta pegawai negeri sipil (PNS).
Emrus menegaskan Presiden Joko Widodo harus segera memanggil Menteri Yuddy agar menghentikan kebijakan tanpa empati itu.
“Menurut saya rencana kebijakan tersebut sangat tidak humanis dan tanpa mata hati," tegas Emrus kepada JPNN, Sabtu (4/6).
Emrus menilai rencana ini tidak menghargai pengorbanan PNS di Indonesia. Termasuk PNS yang mengabdi di wilayah perbatasan. Para PNS di perbatasan, telah menaati sumpah janji mereka untuk bersedia bertugas di wilayah terpencil dengan pengorbanan yang besar.
Ia mengatakan, tanpa disengaja tiga pekan lalu ada satu tim dari sebuah kementerian
menceritakan pengalaman mereka bertugas di Kabupaten Boven Digoel, Papua. Nyawa mereka pernah terancam ketika bertugas karena perahu yang ditumpangi bocor dan terombang-ambing di tengah laut.
“Ini salah satu dari kemungkinan jutaan pengorbanan yang sangat luar bisa dari para abdi negara,” ujar Emrus.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ikatan Pemuda Betawi Soroti Seleksi Dewan Kota Jakpus
- Kemenhub Tingkatkan Pantauan Udara Selama Libur Nataru
- Polisi Antisipasi Peredaran Narkoba pada Malam Pergantian Tahun di Batam
- Rieke PDIP Bakal Dipanggil MKD Buntut Bersuara Tolak PPN 12 Persen
- 5 Rekomendasi Kongres I PPPK RI, Poin Terakhir Bikin Gembira
- Dirut Jasa Raharja Pantau Arus Mudik di Jogja Bareng Wamenhub