Koki Perempuan: Walau Banyak Diremehkan, Tak Sedikit yang Prestasinya Mengesankan

Koki Perempuan: Walau Banyak Diremehkan, Tak Sedikit yang Prestasinya Mengesankan
Kesia Putri Kurnianta (kedua dari kanan) sempat merasa diremehkan sebagai seorang koki perempuan ketika bekerja di Sydney. (Koleksi pribadi)

"Saya dianggap kurang tenang dan sangat emosional," katanya.

Setelah memutuskan untuk mengundurkan diri, pihak restoran menawarkan posisi tersebut namun dengan bayaran 20 persen lebih rendah dari gaji koki laki-laki dengan jabatan yang sama.

Namun, ia mengatakan tidak seharusnya pengalaman pahit dan "prasangka" terhadap koki perempuan mematikan harapan.

"Dari pandangan saya, untuk para perempuan, jangan takut menjadi pemimpin karena tidak berani berbicara dan menyampaikan perasaan kita sendiri karena takut dihakimi," ujarnya.

"Karena menurut saya orang yang bisa menjadi pemimpin itu seseorang harus terbuka dalam artian bisa menerima dan memberikan feedback dengan baik."

'Banyak yang lebih tangguh'

Sri Rosa Dewi, yang akrab disapa Ocha, bekerja sebagai seorang 'pastry chef' yang menyiapkan makanan penutup di restoran bernama Petition di Perth.

Sebelumnya, ia sempat bekerja di Rockpool Bar & Grill dan beberapa restoran dan toko roti di Melbourne.

Berbekal lima tahun pengalaman, Ocha menilai pekerjaan di dapur memang "memberatkan secara fisik."

Dalam industri kuliner yang masih didominasi laki-laki, koki perempuan masih sering merasa dianggap tidak mampu melakukan pekerjaan berat di dapur

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News