Kokkang Ibunda
Oleh: Dahlan Iskan
Bahwa dia menulis buku saja sudah menarik. Bagaimana bisa seorang karikaturis terkemuka menulis buku. Pasti beda.
Benar. Beda sekali. Sangat kreatif. Tidak biasa. Khas karikaturis. Kokkang sudah memenangkan banyak penghargaan internasional. Karya karikaturnya juga sering masuk buku koleksi karikatur dunia.
Kali ini dia sendiri yang menulis buku. Judul bukunya hanya dua kata: Cerita Ibunda. Lalu ada sub judul-judulan: "Ini ceritaku tentang ibuku dan beberapa cerita ibuku kepadaku".
Isinya: tentang bagaimana Kokkang terus merawat ibunya yang sudah berumur 80 tahun, tidak lagi bisa berjalan, sudah sering lupa.
Untuk itu Kokkang sampai meninggalkan pekerjaannya di Jawa Pos yang mapan. Dia pulang kampung ke Kaliwungu, dekat Semarang, demi ibundanya.
Di rumah Kaliwungu itu mereka hanya berdua –ditemani kursi roda, tempat tidur, lantai, kompor, halaman, pohon-pohon dan sajadah.
Tiap hari Kokkang menyuapi ibundanya, menggendong, memandikan, menceboki, mengipasi dan memberikan hiburan sepanjang hari.
Kokkang dengan rambut senimannya yang tetap panjang, kini justru terlihat lebih segar. Tidak sekurus ketika di Jawa Pos dulu.