Kokpit dan Awak Kabin Beda Jenis Pilihan Fly

Kokpit dan Awak Kabin Beda Jenis Pilihan Fly
Kokpit dan Awak Kabin Beda Jenis Pilihan Fly
Menurut Wartina, awak kabin relatif lebih bisa menyembunyikan efek zat aditif yang ada dalam tubuhnya dari para penumpang. ”Kerja awak kabin kan melayani penumpang. Memastikan apa yang ada di kabin beres. Tingkat konsentrasinya relatif tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kokpit,” bebernya. Akibatnya, mereka tak terlalu pilih-pilih zat aditif yang digunakan. Wartina menyebut hampir mustahil ada pilot atau co pilot mengonsumsi ganja. ”Bisa-bisa tidur deh saat terbang,” katanya.

Bagaimana dengan ekstasi? Menurutnya, ekstasi tidak terlalu banyak dipilih pekerja udara karena efeknya lebih banyak menyebabkan penggunanya ingin bergerak terus. ’’Tapi, tentu ada juga sih yang pakai,’’ katanya.

Dia mengingatkan INDOPOS pada nama Mohammad Said Badeges. Pilot Garuda itu tertangkap tangan membawa delapan ribu pil ekstasi saat berada di Bandara Schiphol, Amsterdam pada Oktober 1996 silam. Kapten Said, begitu dia biasa disapa, adalah pilot senior yang sudah mengantongi 20 ribu jam terbang. Dia akhirnya dipecat dari Garuda.

Apakah Anda malu dengan penangkapan pekerja udara dengan Narkoba yang makin sering belakangan ini? Wartina tidak langsung menjawab. Dia lebih dulu menghisap rokok di sela bibir tipisnya. Sambil menghembuskan asap tembakau, dia balik bertanya kepada INDOPOS. ’’Anda mau jawaban dari sisi mana dulu? Bagi yang tidak memakai Narkoba, tentu akan menjawab malu. Bagi yang memakai, jawabannya adalah kenapa Lo sampai ketahuan sih?’’ ujarnya.

PILOT Lion Air yang tertangkap menggunakan Narkoba di Surabaya pekan lalu seolah mengungkap labirin gaya hidup para pekerja udara saat di darat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News