Kolaborasi AQUA dan KLH Kenalkan Sistem Lelang Sampah

Kolaborasi AQUA dan KLH Kenalkan Sistem Lelang Sampah
Kolaborasi AQUA dan Kementerian Lingkungan Hidup kenalkan sistem lelang sampah sebagai inovasi penanganan sampah. Foto: Dok. AQUA

Sebagai wujud dari komitmen dalam pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, AQUA turut berkontribusi membangun Recycling Business Unit (RBU) sebagai model sosial bisnis daur ulang untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produk daur ulang.

Hingga saat ini AQUA telah melibatkan lebih dari 10.000 pemulung melalui 11 Recycling Business Unit (RBU), 2 TPST, 12 TPS3R, 13 collection center, serta 60 bank sampah.

AQUA menyadari bahwa kunci untuk menangani sampah adalah kolaborasi. Adanya komunikasi aktif dan pemahaman antara Bank Sampah dan para offtaker dari kegiatan seperti ini, masyarakat akan semakin menyadari nilai sampah sebagai komoditas, dan semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong ekonomi sirkular.

“Oleh karena itu, kami tidak berdiri sendiri, tetapi bekerja bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Divers Clean Action, dan Bapak-Ibu dari bank sampah. Kolaborasi ini pun membuahkan hasil yang signifikan. Hingga 2024, AQUA telah bermitra dengan 500 bank sampah di seluruh Indonesia, termasuk di Jakarta, di mana terdapat 4 Bank Sampah Induk (BSI) dan 35 Bank Sampah Unit (BSU) yang setiap bulan mengumpulkan sekitar 15 ton sampah PET botol. Harapan kami, langkah ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berpartisipasi," katanya.

"Keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama, dan dengan dukungan dari pemerintah, mitra, serta masyarakat, kami yakin bahwa semakin banyak pihak yang terlibat dalam program ini akan mempercepat tercapainya target ekonomi sirkular,” sambung Astri.

Ketua Umum Indonesian Plastics Recyclers (IPR) Ahmad Nuzuluddin pihaknya di industri daur ulang membutuhkan 2 juta ton sampah plastik per tahun, dan meskipun tidak pernah menolak barang yang dikirimkan oleh Bank Sampah, pengelompokan dan penyortiran yang lebih teliti masih dibutuhkan agar nilai sampah yang masuk ke industri tidak berkurang.

"Saat ini, industri masih kekurangan 1 juta ton sampah, sehingga membuka peluang besar bagi Bank Sampah untuk berperan lebih aktif. Kuncinya adalah kolaborasi antar sektor untuk memenuhi kebutuhan ini, namun sampah yang masuk harus memenuhi kriteria tertentu agar dapat diterima oleh industri. Dengan begitu, jika semua komponen daur ulang bergerak bersama, kita tidak hanya bisa mengurangi sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga menggerakkan perekonomian secara lebih efektif," kata Nuzuluddin. (rhs/jpnn)


AQUA dan Kementerian Lingkungan Hidup berkolaborasi mengenalkan sistem lelang sampah sebagai inovasi penanganan sampah.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News