Kolaborasi Bali Ajak 'Menyepi' pada 21 Maret

Kolaborasi Bali Ajak 'Menyepi' pada 21 Maret
Kolaborasi Bali Ajak 'Menyepi' pada 21 Maret
JAKARTA - Lusa, atau tepatnya Sabtu (21/3), selama empat jam antara pukul 10.00 sampai 14.00 (waktu setempat), sebuah kampanye demi kelangsungan hidup bumi digelar. Dalam aksi global yang diberi nama World Silent Day (WSD) itu, khalayak - khususnya barangkali di Indonesia - yang mau berpartisipasi diharapkan untuk membuat suasana "sunyi" layaknya peringatan Nyepi di Bali.

"Sekarang kita berhitung sampai dua belas, dan kita semua akan diam. Untuk sekali saja di atas muka bumi, mari diam seribu bahasa, mari diam sejenak, dan tidak menggerakkan tangan terlalu banyak..," bunyi bait awal sebuah sajak bertajuk Menyepi. Sajak karya mendiang penyair Chile, Pablo Neruda (1904-1973), yang berjudul asli A Callarse ini, memang dipakai sebagai "pengantar" program cinta lingkungan tersebut.

Sebenarnya, "sunyi" yang diharapkan melalui program ini, tidak pula berarti menghentikan aktivitas atau hidup tanpa suara sama sekali seperti yang disampaikan syair itu. Melainkan berhenti sejenak menggunakan fasilitas yang "tak bersahabat" dengan lingkungan. Antara lain yang diminta untuk tak digunakan adalah peralatan listrik seperti TV, komputer, AC, radio, lampu dll, berikut menonaktifkan ponsel, serta tidak mengendarai mobil maupun motor.

Melalui keterangan di situs kegiatan tersebut, pihak Bali Collaboration for Climate Change (BCCC) atau yang biasa disebut Kolaborasi Bali, selaku penggagas sekaligus yang mengembangkan dan mengkoordinir program ini, mengaku bahwa memang ide program ini sendiri muncul dari peringatan Nyepi di Bali, yang dipandang sebagai satu model ideal untuk mengembalikan harmonisasi kehidupan dengan alam.

JAKARTA - Lusa, atau tepatnya Sabtu (21/3), selama empat jam antara pukul 10.00 sampai 14.00 (waktu setempat), sebuah kampanye demi kelangsungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News