Kolaborasi Bali Ajak 'Menyepi' pada 21 Maret

Kolaborasi Bali Ajak 'Menyepi' pada 21 Maret
Kolaborasi Bali Ajak 'Menyepi' pada 21 Maret
"Meski Nyepi pada dasarnya menerapkan pendekatan keagamaan dan budaya dari masa lalu, BCCC merasa bahwa aspek ekologis (dari tradisi ini) bisa ditawarkan kepada komunitas internasional. Itulah kenapa kampanye ini disebut World Silent Day (Hari Sunyi Sedunia)," jelas pihak Kolaborasi Bali pada halaman FAQ di situsnya, Worldsilentday.org.

Merupakan juga salah satu follow-up sampingan dari pelaksanaan Konferensi Dunia untuk Perubahan Iklim (World Conference on Climate Change) tajaan UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) di Bali, akhir 2007 lalu, WSD yang memasuki pelaksanaan tahun keduanya ini memang diusulkan untuk tetap dilaksanakan setiap tanggal 21 Maret.

"Tanggal 21 Maret dipilih karena pada saat itu matahari berada pada titik vernal equinox, atau bergerak dari posisi (di atas) ekuator ke arah utara. Ini melambangkan pergantian kehidupan baru. Sedangkan hari berikutnya, 22 Maret, yang adalah Hari Air Sedunia, juga dianggap simbolik bagi kehidupan," papar pihak penyelenggara yang kantornya beralamat di Jl Pengubengan Kauh No. 94 Kerobokan, Badung, itu lagi.

Dikatakan oleh kelompok Kolaborasi Bali - yang merupakan konsorsium beberapa LSM - ini lagi, meski terkesan bisa "merugikan" secara ekonomi untuk individu, namun sesungguhnya nilai positif (ekonomi) yang didapat dari program ini bisa lebih besar untuk komunitas dan lingkungan. "Sebagai contoh, PLN di Bali saja pernah menyebut bahwa mereka bisa menghemat sampai USD 325,000 atau sekitar Rp 3 milyar selama hari raya Nyepi," jelas penyelenggara, merujuk pada "profit" Nyepi untuk PLN.

JAKARTA - Lusa, atau tepatnya Sabtu (21/3), selama empat jam antara pukul 10.00 sampai 14.00 (waktu setempat), sebuah kampanye demi kelangsungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News