Kolaborasi Diperlukan untuk Tanggulangi Retinopati Diabetika Diabetes
Dia menambahkan, retinopati diabetika telah menjadi masalah prioritas kesehatan mata di Indonesia, mengingat dampak signifikan pada kualitas hidup, produktivitas, dan beban pembiayaan.
Dengan makin tingginya prevalensi diabetes, risiko komplikasi RD yang menyebabkan kebutaan juga meningkat.
"Retinopati diabetika dapat terjadi pada siapa saja yang memiliki diabetes, terutama jika kadar gula darah tidak terkontrol," jelas Prof. Bayu.
Penderita diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin setidaknya sekali dalam setahun, bahkan jika tidak ada keluhan, sambungnya.
Peta jalan ini juga menargetkan cakupan skrining sebesar 80 persen untuk penderita diabetes dan tatalaksana yang tepat bagi 60% pasien pada 2030.
Ini sejalan dengan target WHO yang mendorong negara-negara untuk melakukan skrining mata secara teratur pada penderita diabetes.
Di sisi lain, jumlah penderita RD diperkirakan akan meningkat drastis, mencapai 5 juta kasus pada tahun 2025.
Jika tidak ditangani secara efektif, RD diperkirakan akan menelan biaya kesehatan sebesar Rp 138 triliun pada tahun yang sama, melonjak dari Rp 38 triliun pada 2017.
Guru besar UGM mengatakan kolaborasi diperlukan untuk menanggulangi Retinopati Diabetika diabetes
- Kemenkes Berikan 4 Kategori Penghargaan, Siapa Saja?
- Simak, IDI Gedong Tataan Bagikan Cara Atasi Sindrom Mata Kering Agar Cepat Sembuh
- IDI Botawa Rekomendasi Obat yang Tepat untuk Penyakit Sifilis, Silakan Disimak
- IDI Biak Numfor Ungkap Bahaya Diabetes Tipe 2 dan Pengobatan Bagi Penderitanya
- IDI Barito Selatan Ungkap Penyebab Diabetes Tipe 1 & Pengobatannya
- PKT-GAMA BBC 2024 Berjalan Sukses, Ini Pemenangnya