Kolaborasi Jadi Kunci Hadapi MEA dan Revolusi Industri
CEO Huntington Communications, Lena Soh mengatakan, kehadiran jaringan PROI ASEAN memberikan peluang kepada perusahaan PR di Asia Tenggara agar dapat meningkatkan pelayanannya menjadi lebih baik, salah satunya bekerja dengan ditunjang kekuatan para mitra yang tergabung di sana.
“Huntington Communications Singapura telah meraih sejumlah penghargaan dari tahun ke tahun baik di bidang kampanye terpadu, PR korporasi dan manajemen krisis,” ujar Lena Soh.
Founder & Master Connector Midas Communications (Thailand), Karin Lohitnavy mengatakan, dari perspektif pengalamannya beroperasi di Negeri Gajah Putih, anggapan yang menilai bahwa semua negara di kawasan Asia Tenggara memiliki karakteristik yang sama merupakan sebuah kesalahan.
Menurutnya, keberagaman yang dimiliki masing-masing negara merupakan hal yang unik dan menarik, serta menjadi modal yang penting bagi praktisi komunikasi.
“PROI ASEAN menyatukan berbagai keahlian dan pengetahuan lokal atas keunikan kondisi dari masing-masing negara. Daripada berfokus mencari-cari persamaan artifisial, saya yakin mengakui dan menghormati setiap perbedaan tersebut merupakan kunci sukses kolaborasi PROI ASEAN ini,” katanya. (jos/jpnn)
Dibukanya pintu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perkembangan Revolusi Industri 4.0 membuat praktisi komunikasi di kawasan Asia Tenggara mau tidak mau berkolaborasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pentingnya Pengelolaan Zakat yang Profesional di Era Revolusi Industri 4.0
- Dirjen Dukcapil Kemendagri Bahas Tantangan Revolusi Industri 4.0 dalam Kuliah Umum UNS
- Catatan Ketua MPR: Menyelamatkan Masa Depan Puluhan Juta Anak dan Remaja
- ASEAN Mulai Susun Rencana Strategi MEA 2026-2030, Begini Usulan Indonesia
- Di Forum ILO, Sekjen Kemnaker Paparkan Program Reformasi Sistem Jaminan Sosial
- Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Usung Proyek 'Lighthouse' di ASEAN