Kolaborasi Jadi Kunci Pendidikan Vokasi Hadapi Tantangan Industri
jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan MataAir Foundation Muhammad Abdul Idris mengatakan konsep dasar pendidikan vokasi harus benar-benar memprioritaskan link and match dengan industri.
Menurutnya, untuk memperkuat link and match diperlukan adanya inkubasi dan pendampingan sehingga SDM lulusan SMK harus menjawab tantangan dunia industri hari ini.
Idris menyampaikan itu saat kegiatan "Santri Talking Fashion; Opportunity and Challenges" yang digelar di SMK PGRI 1 Kudus, Kamis (19/11).
Agenda itu diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan dihadiri Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) Kemenparekraf RI Iyung Masruroh, serta Inovator Fashion SMK yang juga pendiri Indonesian Fashion Chamber Lisa Fitria.
Idris mengatakan harus ada kolaborasi yang solid antara SMK, pemerintah dengan industri dalam menyusun peta jalan pengembangan dunia vokasi khususnya di bidang fashion.
“SMK ini harus benar-benar link and match, jangan sampai hanya sampai kerja sama level MoU saja," kata Idris dalam siaran pers yang diterima.
Selain itu, dia menegaskan, kolaborasi pengembangan SMK adalah kunci.
Kompetensi yang mumpuni di dunia fashion tetap harus didukung skill tambahan yaitu komunikasi.
Konsep dasar pendidikan vokasi harus benar-benar memprioritaskan link and match dengan industri.
- Majelis Masyayikh Berkomitmen Memperkuat Peran Pesantren
- BMH Yogyakarta Salurkan Kasur Baru untuk Santri di Pesantren Tahfidz Cahaya Al-Qur'an
- Daarut Tarmizi Rayakan Khatam Al-Qur’an 30 Juz dan Sertifikasi Guru Tahfizh
- BRI Insurance Perluas Literasi Asuransi Syariah ke Pesantren
- Majelis Masyayikh Dorong Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren
- Gus Imin Dukung Kemenag Bentuk Dirjen Pondok Pesantren