Kolaborasi Kebijakan Fiskal-Moneter Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan moneter dan fiskal bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi negara sehingga tercipta pembangunan yang merata.
Harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal diharapkan bisa terus terjaga sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Yoga Affandi dalam diskusi bertema 'Harmonisasi Kebijakan Moneter dan Fiskal' yang digelar virtual, Rabu, (24/2).
Menurutnya, kedua kebijakan tersebut bisa saling melengkapi untuk menopang perekonomian tanah air.
“Akibat sinergi moneter dan fiskal kita telah melakukan quantitative easing dan terjadi penurunan suku bunga perbankan. Dan longgarnya likuiditas ini mendorong PUAB turun sekitar 3,04%,” ujar Yoga.
Bank Indonesia sendiri belum lama ini baru menurunkan suku bunga acuan BI 7-days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 3,50%.
Kebijakan ini diharapkan dapat direspon oleh industri keuangan khususnya perbankan untuk dapat segera menurunkan suku bunga kreditnya. Dengan demikian, permintaan kredit akan meningkat dan mendorong konsumsi masyarakat.
Harmonisasi stimulus kebijakan antara regulator fiskal dan moneter sudah terjadi melalui pelonggaran DP 0% Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dari Bank Indonesia serta stimulus Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) 0% dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal diharapkan bisa terus terjaga sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
- Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Panggil Sejumlah Pihak Yayasan
- bank bjb Permudah Penukaran Uang Jelang Lebaran Lewat SERAMBI
- Cadangan Devisa Turun Tipis Dipengaruhi Pembayaran Utang Pemerintah
- Menjelang Idulfitri, BI Jabar Siapkan Rp14,5 Triliun Uang Baru
- BI Buka Layanan Penukaran Uang untuk Idulfitri 2025, Catat Lokasinya!
- Modal Asing Keluar Capai Rp 10 Triliun, Efek Danantara?