Kolaborasi Konsep Ritel Offline dan Online Sebuah Keharusan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Mandey mengatakan, industri ritel nasional belum pulih dari kemerosotan.
”Tahun 2013 dan 2014 bisa tumbuh 15 persen year-on-year. Tahun 2016 tumbuh sembilan persen. Tahun 2017 lebih rendah, yaitu sekitar 7–7,5 persen,” ujar Roy saat ditemui di Retailing Internet Expo 2018, Jakarta, Rabu (24/1).
Menurut Roy, penurunan tersebut disebabkan perilaku konsumen yang sudah berubah.
”Dari yang semula belanja itu keharusan, sekarang bukan keharusan. Dulu orang bawa troli penuh. Sekarang belanja lebih memilih,” tambah Roy.
Perubahan perilaku tersebut, lanjut Roy, semakin berkembang dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi digital.
Konsumen semakin meminati pola belanja melalui delivery, berburu barang kesayangan melalui aplikasi, dan kemudahan lain yang ditawarkan internet.
”Kami pun dapat melihat bahwa digitalisasi itu suatu keniscayaan. Itu tidak bisa ditolak,” ujar Roy.
Pelaku industri ritel pun berancang-ancang untuk menerapkan konsep omni channel.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Mandey mengatakan, industri ritel nasional belum pulih dari kemerosotan.
- Penyebab Utama Gelombang PHK Massal Terungkap, Industri hingga Ritel Terdampak
- Ninja Xpress Hadirkan Solusi Logistik Terintegrasi, Praktis & Ekonomis untuk Industri Ritel Lewat Ninja B2BR
- QRIS Bikin Pembayaran Digital Makin Mudah dan Aman, Peritel Ikut Diuntungkan
- Kemendikbudristek Gandeng MAP Retail Academy Cetak Lulusan Vokasi Siap Kerja
- Hadirkan Beberapa Inovasi, NCS Siap Layani Pelanggan Ritel
- Bidik Pasar Indonesia, Pop Mart Buka Gerai Pertama di Gandaria City