Kolaborasi Konsep Ritel Offline dan Online Sebuah Keharusan
Yaitu mengintegrasikan offline dan online, serta konsep mixed-use dengan cara mengombinasikan ritel dengan sektor lain.
”Sekarang anggota kami sudah banyak yang menerapkan perpaduan antara department store dengan coffee shop atau dengan arena bermain. Hal tersebut cukup efektif karena konsumen offline menginginkan experience belanja yang berbeda,” urai Roy.
Oleh karena itu, soal tutupnya ritel di sejumlah lokasi, Roy enggan mengartikan hal tersebut sebagai indikasi industri yang bangkrut atau menyerah.
Namun, lebih pada perubahan strategi bisnis model, relokasi ke tempat yang lebih prospektif, dan sebagainya.
”Ritel tutup karena relokasi. Karena segmen dan customer-nya sudah tidak maksimal.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, kolaborasi konsep antara ritel offline dan online memang sangat diperlukan.
”Agar sektor konvensional juga berkembang, yang perlu didorong adalah kolaborasi dengan e-commerce,” ujarnya.
Kolaborasi itu sudah dilakukan di negara-negara maju. Misalnya, kolaborasi antara Amazon dan Whole Foods Market. Alibaba juga sudah berinvestasi di sektor offline.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Mandey mengatakan, industri ritel nasional belum pulih dari kemerosotan.
- Penyebab Utama Gelombang PHK Massal Terungkap, Industri hingga Ritel Terdampak
- Ninja Xpress Hadirkan Solusi Logistik Terintegrasi, Praktis & Ekonomis untuk Industri Ritel Lewat Ninja B2BR
- QRIS Bikin Pembayaran Digital Makin Mudah dan Aman, Peritel Ikut Diuntungkan
- Kemendikbudristek Gandeng MAP Retail Academy Cetak Lulusan Vokasi Siap Kerja
- Hadirkan Beberapa Inovasi, NCS Siap Layani Pelanggan Ritel
- Bidik Pasar Indonesia, Pop Mart Buka Gerai Pertama di Gandaria City