Kolaborasi Regional Kunci Percepatan Transisi Energi di Asia Tenggara

Kolaborasi Regional Kunci Percepatan Transisi Energi di Asia Tenggara
Proyek pembangkit listrik panas bumi berpotensi menjadi andalan dalam transisi energi dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan. Foto: ilustrasi/dokumetasi humas Pertamina

Pertama kolaborasi regional?Negara-negara ASEAN, dalam hal membangun sinergi dalam kebijakan energi, berbagi teknologi, dan menciptakan mekanisme perdagangan listrik lintas batas.

Kedua, investasi pada eksplorasi dan teknologi seperti tenaga surya, angin, dan geotermal, harus dipercepat dengan dukungan teknologi canggih.

Ketiga, komitmen terhadap Netralitas Karbon?Strategi dekarbonisasi kolektif diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Kerja sama regional, ungkap Beni, diharapkan tidak hanya mempercepat transisi energi, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan kompetitif.

“Kami percaya bahwa, integrasi ini bukan sekadar penggabungan upaya dari 10 negara, tetapi lebih dari itu. Ini tidak hanya akan mengurangi biaya investasi, tetapi juga meningkatkan keamanan energi di kawasan,” tuturnya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, berharap, event Electricity Connect 2024 ini, dapat menciptakan kolaborasi lintas sektor yang kuat, untuk mencapai investasi energi hijau demi mewujudkan swasembada energi.

Hal ini sejalan dengan misi Presiden Prabowo Subianto melalui kebijakan utama Kementerian ESDM saat ini yakni swasembada energi.

“Kami merancang bahwa kita membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi, kondusif untuk berinvestasi, sehingga semua pelaku usaha, kita bisa membangun suatu kolaborasi yang berbasis pada spirit of fairness,” ucap Darmawan, pada kesempatan yang sama.

Penjabat Direktur Eksekutif di Pusat Energi ASEAN Beni Suryadi menekankan pentingnya kerja sama lintas negara untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News