Kolaborasi TPIP dan TPID Mampu Meredam Gejolak Harga Pangan
“Bangun relasi yang kuat tidak saja meng-arus ke ruas berbagi informasi, tetapi juga dalam ruang analisis strategis yang akomodatif terhadap kenaikkan harga pangan dan kelangkaan pasokan pangan terutama beras," pungkas Adhitya.
Terkendali
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan extra effort pengendalian yang dilakukan TPIP-TPID sudah cukup baik jika dibandingkan dengan negara lain.
Untuk beberapa daerah, kata dia, masih ada isu pasokan dan musim sehingga perlu penguatan lebih lanjut.
“Sejauh ini progressnya sudah cukup baik dalam mengendalikan inflasi Indonesia yang walaupun tinggi, masih jauh lebih manageable ketimbang negara lainnya,” kata Riefky, Selasa (17/1).
Tingkat inflasi domestik ini jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara yang lonjakan inflasinya sangat ekstrem, misalnya Argentina mencapai 94,80 persen, Turki 64,27 persen, Rusia 11,9 persen, dan Italia 11,6 persen.
Kemudian untuk inflasi kuartal 1, Riefky memperkirakan masih berada diatas 5 persen karena ada momen puasa dan lebaran.
“Dugaan kami masih diatas 5 persen, mungkin di kisaran 5.2-5.4 persen karena di Q1 ini masih ada faktor musiman bulan puasa sehingga masih ada tekanan inflasi keatas walaupun trennya sedang menurun,” sebut Riefky.
Pola meredam inflasi pangan dengan koordinasi antarlembaga dan pemerintah menjadi agenda penting yang harus segera dilakukan di awal tahun ini.
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik
- Harga Pangan Hari Ini, Bawang Merah Mulai Merangkak Naik
- Pantauan Harga Pangan Nasional Hari Ini versi Bapanas
- Kolaborasi TPIP-TPID Sulawesi, Maluku, dan Papua untuk Stabilitas Pangan
- Bapanas Inspeksi Pangan di Pasar Rau Kota Serang, Ini yang Ditemukan
- Jokowi Pantau Langsung Harga Pangan di Kota Sampit