Kolaps Jika Suplai Distop
Ketahanan Obat Indonesia Masih Lemah
Minggu, 15 April 2012 – 08:09 WIB
JAKARTA - Kalangan praktisi medis menilai, ketahanan obat atau farmasi Indonesia masih lemah. Pemicunya, hampir seratus persen bahan baku obat Indonesia adalah barang impor. Dunia obat Indonesia bisa limbung jika negara pengekspor menutup akses ke negeri ini. Sampai saat ini, Prijo mengatakan belum ada keseriusan pemerintah untuk memperbaiki pengelolaan dua kefarmasian. Dia mengatakan, tingginya nilai impor bahan baku obat Indonesia bukan disebabkan karena negeri ini kekurangan kekayaan alam maupun SDM. "Tapi memang iklimnya diciptakan seperti ini. Pihak-pihak tertentu menginginkan negeri ini terus ketergantungan bahan baku obat dari luar," urainya.
Kecemasan terhadap dunia farmasi Indonesia ini diantaranya diutarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ketua Umum PB IDI Prijo Sidipratomo menuturkan, sekitar 95 persen bahan baku obat yang diproduksi diproduksi di Indonesia adalah barang impor. "Bayangkan jika negara asal bahan baku obat itu menyetop akses perdagangan ke Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Prijo menuturkan, negara supplier bahan baku obat terbesar ke Indonesia adalah India dan Tiongkok. Dia khawatir, dua negara tersebut bisa memainkan harga bahan baku obat. Ujung-ujungnya, bisa mempengaruhi harga jual obat di tanah air.
Baca Juga:
JAKARTA - Kalangan praktisi medis menilai, ketahanan obat atau farmasi Indonesia masih lemah. Pemicunya, hampir seratus persen bahan baku obat Indonesia
BERITA TERKAIT
- Jasa Raharja & Korlantas Polri Survei Kesiapan Pengamanan Nataru
- 3 Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi Itu Anak Saleh, Remaja Masjid, dan Paskibraka
- 6 Penasaran soal Gaji Guru Honorer Naik Rp2 Juta, PNS & PPPK 100% Gapok
- Dukung Deklarasi Bersama Istiqlal, UID Serukan Tri Hita Karana Universal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Sudah dapat Pembekalan Kepegawaian, Jangan Lupa Cetak Kartu Seleksi PPPK
- BLU di Bidang Pendidikan Tingkatkan Daya Saing untuk Masa Depan Berkelanjutan