Koleksi 'Bangkai' Mobil Perang untuk Kemanusiaan
Minggu, 04 April 2010 – 08:01 WIB
Di kendaraan lain, Alok melengkapinya dengan berbagai peralatan kesehatan, mulai dari tes urine, tes darah, jantung, paru-paru, sampai pengobatannya, untuk kemudian direkam dan didatangi kembali dua bulan atau tiga bulan kemudian. "Kalau TBC, setiap enam bulan siklusnya," lanjutnya.
Sebelum datang ke lokasi yang akan dibantu, tim Alok lebih dulu melakukan survei. Setelah mengumpulkan informasi, tim survey kemudian melihat seberapa darurat tempat tersebut untuk dibantu. "Buat saya, kepuasan tersendiri bisa nyambangin orang Lepra, kaki gajah, dan TBC. Pokoknya yang kami tangani itu orang-orang sakit yang melarat, nggak bisa berobat," paparnya.
Di tempat yang didatangi, Alok biasanya memasang tenda besar yang difungsikan sebagai "rumah sakit" darurat. Sedangkan beberapa truk miliknya difungsikan sebagai semacam kamar praktek dan kamar perawatan. Di setiap tempat yang dikunjungi, Alok biasanya membawa lima dokter, beberapa perawat, dan relawan untuk membantu.
Alok tidak menjadikan para dokter dan perawat itu sebagai karyawan tetap. Mereka hanya diberi honor pada saat dilibatkan saja. Untuk merawat alat-alat kesehatan yang dimiliki, Alok menggaji satu orang saja.
Ketika pensiun, Alok Adiranto punya hobi yang tergolong langka. Dia mengoleksi dan memberdayakan "rongsokan" mobil-mobil perang. Selanjutnya,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408