Kolera Terus Cabut Nyawa Warga Haiti

Lebih dari 1.250 Orang Tewas

Kolera Terus Cabut Nyawa Warga Haiti
EPIDEMI - Sejumlah bocah korban wabah kolera di Haiti. Foto: Whatisthetrend.net.
Meski dilanda bencana kolera dan muncul seruan dari empat kandidat presiden untuk menunda pemilu 28 November, kampanye masih terus berjalan. Rakyat yang marah melempari, bahkan membakar sejumlah poster kampanye beberapa kandidat presiden. Poster kampanye warna-warni memang masih menghiasi tembok-tembok bobrok di sejumlah desa di pinggiran kota. Sementara itu, warga di Petionville, sebuah perkampungan di ibu kota, antre untuk mendapatkan kartu pemilih agar bisa mengikuti pemilu mencari pengganti Presiden Rene Preval.

Sementara, salah seorang kandidat ternama, pengusaha kaya Charles Henri Baker, kepada AFP menyatakan penolakannya atas wacana penundaan pemilu. Sebaliknya, dia juga mengkritik buruknya penanganan penyebaran wabah kolera tersebut oleh pemerintah. "Kolera akan tetap ada di Haiti 10 tahun ke depan (jika pemerintah tetap seperti sekarang). Lebih cepat kita mengganti pemerintah, lebih cepat pula kita bisa mengambil tindakan untuk mengatasi epidemi ini," tegasnya.

Kementerian Kesehatan Haiti menyatakan, di antara 52.715 kasus yang terekam, 20.687 telah dirawat di rumah sakit. Mayoritas mereka diberi perawatan rehidrasi dan sudah dipulangkan. Namun, sejumlah ahli dan warga setempat khawatir epidemi tersebut jauh di luar prediksi saat ini. Sebab, sejumlah area di Haiti tidak dapat dijangkau oleh perangkat pendataan Kementerian Kesehatan.

Di kota Hinche, seorang manajer di pusat perawatan kolera Prince Pierre Soncon, khawatir penyebaran kolera semakin luas. Di pusat perawatan itu, jenazah korban hanya dionggokkan di halaman depan. "(Penyebaran) ini bergerak ke arah negatif," jelas Soncon.

PORT-AU-PRINCE - Epidemi kolera di Haiti tak menunjukkan tanda-tanda mereda. Korban tewas terus bertambah hingga mencapai 1.250 orang. Muncul perdebatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News