Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan, Profesor Bela Diri Pertama di Indonesia
Dulu Sering Dipalak Preman, Kini Guru Para Preman
Beberapa mantan preman didikan Ivan sudah malang-melintang di kejuaraan bela diri internasional, dan itu membuat mereka mendapat banyak tawaran pekerjaan. Khususnya di bidang jasa pengamanan. Jika sudah mendapat pekerjaan, barulah anak didik Ivan dinyatakan lulus dengan baik.
Ivan saat ini juga menjadi pelatih sejumlah pasukan khusus TNI. Di TNI-AL, dia melatih pasukan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Pasukan Intai Amfibi (Taifib). Di jajaran TNI-AD, dia melatih prajurit Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor 81) Kopassus.
Untuk TNI-AU, Ivan menggembleng Detasemen Bravo 90, pasukan elite yang dipilih dari anggota terbaik Paskhas TNI-AU. Ivan membekali para prajurit itu kemampuan bertarung jarak dekat dengan teknik mixed martial art atau bela diri campuran.
Menurut Ivan, setiap pasukan khusus biasanya memiliki pelatih bela diri masing-masing. Namun, khusus untuk mixed martial art, hanya dirinya yang melatih. Ivan melatih pasukan tersebut agar mampu bertarung secara terukur, efektif, dan tidak banyak membuang tenaga untuk mengalahkan lawan.
Prestasi lain Ivan yang membuat WAMAPS terkesan adalah karya bukunya. Ivan menulis tiga buku tentang bela diri. Yakni, The Way of Karate-Do (20 Ways of Mental Characters of True Karate), The Guru Advice, dan Karateka Kunshi No Bugei (Karate for the Wise). “Kebetulan (gelar) doktor saya adalah doktor manajemen strategi dari Universitas Padjadjaran Bandung. Mereka menilai saya mewakili bidang akademisi,” lanjut suami Dewi Enjeliany itu.
Selain karate, ayah lima anak tersebut menggeluti berbagai bela diri lainnya. Awalnya dia menekuni pencak silat. Kemudian, saat menjadi taruna AAL, Ivan mengenal judo. Dia juga berlatih kungfu toya dari guru bahasa inggrisnya. Lalu, saat belajar karate, Ivan menekuni jujitsu. Sementara itu, ketika mendapat kesempatan belajar di Jepang, dia mempelajari aikido dan iaido.
Enam bulan terakhir Ivan juga mempelajari wing chun. Bela diri itu sering ditampilkan bintang film laga Ip Man. Salah seorang guru Ivan adalah Sifu Chan, teman seangkatan Ip Man. “Walau baru enam bulan, saya sudah bisa mengalahkan beberapa senior,” ujarnya seraya tertawa.
Salah satu pengalaman yang membuat Ivan bangga adalah keberhasilannya mengundang master dari dua badan karate Jepang ke Indonesia. Yakni, Japan Karatedo Federation (JKF) dan Shotokan Karatedo International Federation (SKIF). Dua badan itu dipertemukan dalam sebuah event coaching clinic pada 2013.
Gelar profesor biasanya diberikan kepada ilmuwan yang berdedikasi tinggi di bidang akademik. Namun, perkecualian bagi Kolonel Laut (S) Ivan Yulivan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408