Kombinasi Elegan, Ekonomi Menggeliat Tanpa Abaikan Protokol Kesehatan
“Kalau hitungan kami di BNI semestinya 0,1 persen bisa,” katanya.
Oleh karena itu, kata Ryan, pemerintah mendorong kegiatan perekonomian tanpa melupakan sektor kesehatan dan keselamatan masyarakat. “Saya kira ini kombinasi elegan, ekonomi menggeliat tetapi tanpa melepaskan perinsip protokol kesehatan,” ulasnya.
Menurut dia, kegiatan ekonomi pada Juli 2020 yang mulai bergerak lagi maka bisa menjadi terobosan untuk tumbuh lebih baik. Dia mengharapakan PDB pada Q3 2020 tidak negatif.
Secara teori ekonomi bila suatu negara pertumbuhan ekonominya negatif pada dua kuartal, berarti sudah mengalami resesi. “Mudah-mudahan kita seperti itu, karena tidak baik,” katanya.
Ryan menjelaskan pemerintah memprediksi pertumbuhan kredit 6-8 persen. Namun, dia memperkirakan pertumbuhan kredit secara industri perbankan hanya sekitar tiga persen.
“Karena apa, boro-boro orang pinjam kredit, sekarang yang terjadi banyak debitur datang ke kantor bank meminta pinjamannya direstrukturisasi. Kebetulan ada Peraturan OJK Nomor 11 itulah yang dipakai untuk memperbaiki kesehatan ekonomi debitur pengusaha termasuk UMKM,” ungkapnya.(boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Chief Economist BNI Ryan Kiryanto menilai pemerintah Indonesia telah mengambil langkah penyelamatan ekonomi di masa pandemi Covid-19 tanpa meninggalkan protokol kesehatan.
Redaktur & Reporter : Boy
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN