Kombinasi Sipil-Militer Masih Dianggap Perlu

jpnn.com - JAKARTA - Kombinasi kepemimpinan nasional berlatar belakang militer-sipil atau sebaliknya, masih dianggap sesuatu yang perlu menjadi pertimbangan di pilpres mendatang.
Jika capresnya sipil, maka capresnya militer. Begitu pun sebaliknya, jika capresnya militer, cawapresnya sipil.
Demikian pendapat Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S Bakry, peneliti Pol-Tracking Institute, Agung Baskoro, dan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi
Agung Baskoro mengatakan, tokoh berlatar belakang militer masih sangat dibutuhkan di kursi kepemimpinan nasional, sebagai presiden atau wapres.
"Nilai jualnya pun patut diperhitungkan. Maka, bila presidennya berasal dari kalangan sipil, idealnya wakil presiden berasal dari kalangan berlatar belakang militer. Begitu pun sebaliknya, bila presidennya berlatar militer, maka wakilnya berasal dari kalangan sipil. Duet sipil-militer akan saling melengkapi," ujar kata Agung.
Menurutnya, tokoh berlatar belakang militer mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang lengkap tentang pertahanan dan keamanan.
Seperti diketahui, sejumlah mantan petinggi TNI masuk dalam bursa pencapresan, antara lain Pramono Edhie, Prabowo, Wiranto, Endiartono Sutarto, Djoko Santoso, termasuk juga Panglima TNI sekarang, Jenderal Moeldoko.
"Mereka layak untuk dipertimbangkan, karena mereka memiliki track record yang panjang dalam mengelola pertahanan dan keamanan negeri ini," katanya.
JAKARTA - Kombinasi kepemimpinan nasional berlatar belakang militer-sipil atau sebaliknya, masih dianggap sesuatu yang perlu menjadi pertimbangan
- Ibas Ajak Semua Kader Demokrat Buat Program untuk Kesejahteraan Rakyat
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada
- Bahlil Digugat ke Mahkamah Golkar Gegara Ganti Ketua DPR Papua Barat Daya Tanpa Prosedur
- Soedeson Soroti Eksekusi Rumah Warga di Bekasi, Penegak Hukum Diduga Langgar Prosedur
- Polemik Band Sukatani soal Lagu Bayar Polisi, Dewi Juliani: Itu Kritik yang Harus Diterima
- Pakar Sebut Gap Politis Bikin Prabowo & Megawati Sulit Bertemu