Kombinasi Sipil-Militer Masih Dianggap Perlu
Hal senada dikatakan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi. Jika presidennya berasal dari purnawirawan militer, alangkah tepat jika wakil presidennya berlatar belakang sipil. "Demikian juga sebaliknya, jika nantinya RI 1 berasal dari sipil, sebaiknya pendampingnya berlatar belakang militer," ujarnya.
"Seperti aturan tidak tertulis, pakem ini masih dipercaya hingga kini demi kestabilan politik di Indonesia," ujar Ari.
Sementara, Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry, mengatakan, secara umum tokoh berlatar belakang militer masih didambakan publik untuk menjadi presiden ataupun wapres.
Dia mengklaim, dalam setiap survei yang dilakukan lembaganya, terlihat publik masih menghendaki tokoh berlatar belakang militer di kombinasi kepemimpinan nasional.
Umar menambahkan, pada dasarnya publik merindukan seorang pemimpin yang tegas dan dalam asosiasi publik sikap tegas itu umumnya menjadi karakter seorang militer.
"Untuk tokoh potensial dari kalangan TNI sejauh ini baru enam tokoh yang masuk hitungan, yaitu Prabowo, Wiranto, Pramono, Endriartono, Djoko Suyanto dan Moeldoko," kata Umar. (rls/jpnn)
JAKARTA - Kombinasi kepemimpinan nasional berlatar belakang militer-sipil atau sebaliknya, masih dianggap sesuatu yang perlu menjadi pertimbangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kompak, TNI-Polri hingga Satpol PP di Inhu Patroli Jaga Keamanan Selama Pilkada
- Said Abdullah Beberkan Peran Badan Anggaran DPR ke Depan
- PKB Menyoal Keputusan KPU & Bawaslu Menetapkan Caleg yang Diberhentikan
- Sejalan dengan Prabowo, Anwar-Reny Menyiapkan Generasi Muda Menatap Indonesia Emas 2045
- Elly Lasut-Hanny Joost Pajouw Dinilai sebagai Paslon Terkuat di Pilkada Sulut 2024
- Petani Sibalaya Sambut Baik Program Berani Panen Raya Anwar Hafid