Komdis Ancam Jemput Bola
Kembali Panggil PSLS-Bontang Pekan Depan
JAKARTA - Penyelesaian kasus dugaan pengaturan skor (match fixing) hingga saat ini masih terkesan jalan di tempat. Upaya Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk mengundang klub-klub yang terindikasi terlibat dalam pengaturan skor babak playoff Indonesia Premier League (IPL) pun masih belum berhasil.
Sejatinya, Komdis memanggil dua klub peserta playoff IPL di Grup K, PSLS Lhokseumawe dan Bontang FC pada pekan ini. Yakni Rabu (20/11) dan Kamis (21/11). Nyatanya, hingga lewat batas waktu kemarin (22/11), belum satu pun dari pemain, pelatih dan manajer kedua klub itu yang hadir di PSSI.
Komdis pun melayangkan surat panggilan untuk yang kali kedua kepada lima unsur tiap klub, masing-masing tiga pemain, satu pelatih dan manajer. Lima orang dari dua klub itu pun bakal didatangkan Komdis pada Rabu dan Kamis pekan depan.
"Jika mereka tetap saja tidak datang, maka kami yang akan kesana. Proses harus tetap dijalankan," ujar ketua Komdis PSSI, Hinca Pandjaitan, di kantor PSSI, Senayan, Jakarta.
Hinca menuturkan, ketidak hadiran perwakilan kedua klub tersebut alasannya nyaris sama. Itu tidak lepas dari kondisi klub-klub yang gagal lolos dari playoff IPL beberapa waktu lalu. Rata-rata, klub-klub tersebut sudah membubarkan diri begitu gagal masuk di tiga besar playoff pada tiap grupnya.
Sehingga, setelah klubnya bubar, baik pemain dan ofosial pun sudah tidak lagi bergabung di dalam satu klub.
"Dan dari pihak klub pun juga kesulitan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang sudah kami surati itu. Makanya, kami harap di pemanggilan kedua ini mereka bisa menghadirinya," tuturnya.
Lebih lanjut, Hinca menegaskan bahwa pihaknya bisa langsung mengambil keputusan apabila pihak-pihak yang diundang tetap susah ditemui sekalipun Komdis menjemput ke daerah asalnya.
"Kami bisa menganggap mereka tidak mengambil hak untuk pembelaan diri, dan langsung kami nyatakan bersalah," imbuhnya.
Sementara itu, secara terpisah, asisten manajer Bontang FC Haeriadi membenarkan bahwa pihaknya sulit untuk menghubungi lima bagiannya yang dipanggil PSSI. Sekalipun surat sudah diterima oleh kelima oknum klubnya itu, dia pesimistis jika kelimanya bersedia datang ke kantor PSSI di Jakarta.
Alasan akomodasi menjadi penyebabnya. "Apalagi mereka kan sudah tidak bermain lagi. Pas main saja sudah kesulitan ekonomi, apalagi saat ini. Mau pakai uang dari mana mereka untuk membeli tiket pesawat dari kampung halamannya ke Jakarta? Mau minta manajemen pun sudah tidak bisa, karena klub sudah bubar dan tidak ada lagi ikatan antara manajemen dengan pemain, atau pelatih," pungkasnya. (ren)
JAKARTA - Penyelesaian kasus dugaan pengaturan skor (match fixing) hingga saat ini masih terkesan jalan di tempat. Upaya Komisi Disiplin (Komdis)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pecco Menakut-nakuti Martin Menjelang MotoGP Barcelona, Mengerikan
- 5 Fakta Menarik Jelang Pertarungan UFC 309, Ada Duel Tertunda Jon Jones Vs Stipe Miocic
- Timnas Indonesia vs Jepang: Shin Tae Yong Beri Kisi-kisi Soal Kevin Diks
- Timnas Indonesia vs Jepang: Shin Tae Yong Pastikan Kevin Diks Main
- Kejurnas Slalom U23 Sukses Melahirkan Peslalom Muda Berbakat
- Jakarta Sport Festival 2024 Jadi Ajang Pemersatu Publik, Redam Suhu Panas Pilkada