Komentar Pedas Ferdinand soal Kerumunan Holywings Kemang, Sebut Anies Seperti Ini
jpnn.com, JAKARTA - Eks politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengomentari kasus keramaian yang terjadi di Kafe Holywings, Kemang, Jakarta Selatan. Dia menilai telah terjadi kelalaian yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
“Pertama adalah mengapa jadi polisi yang turun setelah keramaian seperti itu sampai tengah malam? Ke mana Satpol PP DKI Jakarta saat itu?” ujar Ferdinand kepada jpnn.com, Senin (6/9).
Dia lantas mempertanyakan apakah Satpol PP tidak tahu ada keramaian di Holywings. Namun, Ferdinand meyakini sebenarnya Satpol PP itu tahu namun sengaja tidak memberikan tindakan.
“Aneh kalau Satpol PP tidak tahu. Saya pikir ini ada permainan antara para petinggi DKI Jakarta, apakah Anies Baswedan juga ada dalam permainan ini saya tidak tahu,” kata Ferdinand.
Ferdinand menegaskan, dalam kejadian ini ada kesan Anies Baswedan telah lalai dalam bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Ini yang pasti ada kesan Anies Baswedan sebagai gubernur tidak menjalankan aturan secara serius dan sengaja membiarkan keramaian itu terjadi demi pajak pendapatan daerah,” tambah Ferdinand.
Menurut dia, Anies diduga memang sengaja membiarkan Holywings buka sampai tengah malam supaya penerimaan pajak meningkat.
“Sebab, pendapatan pajak Jakarta hingha saat ini turun sangat drastis dan memengaruhi anggaran belanja DKI Jakarta,” ujar Ferdinand. (cuy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Ferdinand Hutahaen menduga adanya permainan antara para petinggi Pemprov DKI Jakarta terkait keramaian di Kafe Holywings, Kemang, Jaksel.
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Elfany Kurniawan
- Hari Ibu, Holywings Bagikan 5.000 Makanan Gratis di HW Superhouse
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Harga BBM Tidak Naik Meski Ada PPN 12 Persen
- Pemerintah Tegaskan Tidak Ada Rencana Penurunan Batas Pengenaan Pajak untuk UMKM
- Berlaku 1 Januari 2025, Pemerintah Pastikan PPN 12% Sasar Kelompok Barang dan Jasa Mewah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun