Komentar Tuhan
Oleh: Dahlan Iskan
Nazim
Saya jadi inget sebuah penemuan fenomenal tentang penemuan Green energy terbaik yaitu kelapa muda, Yaitu membuat kelapa muda menjadi green energy alternatif penghemat. Caranya mudah, saat naik motor kehabisan BBM, kelapa muda dibuka terus diminum. Lalu motor didorong sampai nemu pom bensin. Penghematnya dimana? Mari kita analysis... Pertama, dari tempat habis BBM ke pombensin tentunya ngurangi penggunaan BBM, hemat uang, hemat polusi. Kedua, saat mendorong motor tentunya smpai "ngeden" mengeluarkan keringat..nah proses bakar lemak, bakar kalori, ini akan meningkatkan kesehatan sekian drajat, akumulasinya bs menghemat pengeluaran biaya kesehatan. Bahkn tak perlu lagi ikutan senam DIsway. Hemat! . Ketiga, saat berkeringat. Itu keringat bukan hnya mengandung air tp juga minyak..seandainya sambil dorong motor sambil ngelap dg handuk, saat sampai pom bensin tu handuk diperas diwadahi, air asin dan minyak dipisah..terus dikumpulkan dg botol, misal diolah etanolnya, bimenthil,RON 96/69 dll.. Bayangkn, jika setiap orang diwajibkan dorong2 begitu kali sekian milyar orang, kali sekian cc minyak wajah. Maka akan menghemat dan menjadi solusi green energy masa depan.. Coba bayangkan!! Ayo kita bayangkan sekali lagi...
Udin Salemo
Sebagai sebuah terobosan temuan Ibu Melia saya apresiasi. Bukankah Indonesia penghasil sawit terbesar di dunia. Jadi kalau nanti harga sawit turun, ada solusi dijadiin bensa. Bisakah bersaing dengan baterai? Pangsa pasarnya beda. Gak semua penduduk bisa beli mobil listrik. Dan saya yakin mobil bbm masih akan bertahan minimal 80 tahun kedepan. Mau cerita sedikit. Dulu setiap luas 5000 hektar kebun perusahaan sawit menyediakan ENCLAVE untuk penduduk asli seluas lebih kurang 2,5 hektar. Tujuan enclave adalah untuk mempertahankan keberadaan flora dan fauna hutan tempatan. Juga untuk penduduk asli mencari sumber daya alam guna kehidupan mereka. Kerena tidak semua penduduk asli bisa diakomodir jadi karyawan kebun sawit, otomatis hutan enclave itulah salah satu gantungan hidup mereka. Biasanya di enclave itu terdapat hutan dengan beragam pohon dan tumbuhan liarnya, dan situ/pond atau kolam besar bentukan alam yang dihuni berbagai ikan. Itu dulu tahun 2010 yang saya temui di kebun sawit milik Sinarmas di Marau, Ketapang, Kalimantan Barat. Tahun 2012 semua enclave itu sudah dibabat habis dijadiin kebun sawit. Sedih melihatnya. Lalu mau membuat bensa dari hasil sawit, dan masuk green energy? wkwkwkwk... Ikut ketawa aja.
gito abipraya
saya kok jadi bingung, disaat separoh umat manusia sibuk menyiapkan diri hidup bersama mobil listrik, dilain sisi ilmuwan kita masih getol dengan bahan bakar mesin meski berbahan dasar nabati. pohon sawit. sekalian usul bah, hutan gundul ditanah jawa sekalian di sawitkan sekalian. siapa tahu cocok. biar banyak mulut di jawa konsumsi sawit dari tanahnya sendiri
Mohamad Selim
Crude oil sekitara Rp5.500 per liter. Bila diolah menjadi Pertamax masih bs bibawah Rp10.000 per lt. Sdgkan bensa hasil pengolahan minyak sawit menjadi Rp20.000 per lt. Kenapa kok sampai semahal itu ??? Bisakah peneliti membuka beaya masing masing masing proses bisnis nya shg pemerintah tahu ttik mahalnya. Bila pemerintah serius utk memasuki green energy , pasti dinginya perlu ada tindakan yg konkrit agar bensin dari sawit feasible.
sigus 1000
Jika pabrik IVO yg dibangun berkapasitas 50.000 ton/ tahun akan butuh setidaknya lahan tanaman sawit seluas 8.000 Ha. Dengan asumsi setiap 4 ton sawit dapat diolah menjadi 1 ton bensa pun dengan produktivitas lahan 25 ton/tahun.
Tantangan IVO selain mulut manusia adalah ketersediaan bahan baku sawit. Hampir seluruh PKS yg ada memiliki lahan sawit sendiri yg dibangun sedekat mungkin. Sementara kapasitas IVO yg besar tanpa ketersediaan lahan yg memadai akan memunculkan aksi ninja (nilep janjangan) sawit, malah berpotensi tingginya masalah sosial. Petani sawit biasanya sudah punya tempat penyaluran tersendiri, dgn sistem kontrak. Mudah2an ada jalan, namun harga bensa akan mahal karena harga minyak goreng new normal Rp14.000/liter.
Aat
Mulut menjadi pesaing green energy, pantat menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca. Hhhhh
Alexs sujoko sp
Pernah kami buat di sebuah Tambang besar adr* kerjasama dengan Komatsu Indonesia dan Sumitomo Jepang. Biodiesel bisa disebut FAME ( Fatty Achid Methyl Ester ), sedang penyebutan dari bahan dasarnya : 1. RME - Rapeseed Methyl Ester - di Uero, France, Austria, germany 2. SME - Soybean Methyl Ester - USA, South America 3. POME - Palm Oil Methyl Ester - Malaysia, Indonesia, Thailand 4. CME - Coconut Methyl Ester - Philipines 5. TMW - Tallow Methyl Ester - UK, Oceania 6. SunME - Sunflower Methyl Ester. Jadi kalau lihat productnya Indonesia ya sebutannya POME ( Palm Oil Methyl Ester ). Untuk membuat Biodiesel dari bahan baku Vegetable Oil dengan cara menambahkan Catalys berupa Methanol, dan menghasilkan Glycerol + Biodiesel. Ada proses di situ yaitu menghilangkan Glycerol ( Transesterification prosess ) agar bisa dihasilkan BIODIESEL ( biasa disebut B100 - karena murni Biodiesel )