Komentari Politik Identitas, Munarman FPI: Tak Perlu Dipersoalkan

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menilai penggunaan politik identitas dalam kehidupan berdemokrasi merupakan hal wajar. Oleh karena itu, mantan ketua Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia tersebut meminta semua pihak tak mempermasalahkan penggunaan politik identitas dalam pemilu ataupun pilkada.
"Saya kira itu wajar-wajar saja politik berbasis identitas, tidak perlu dipersoalkan, tetapi memang ini kalau dieksploitasi memang mengarah pada hal negatif," kata Munarman dalam diskusi bertajuk Leadership Outlook 2020: Potret Kinerja Pemimpin Potensial yang diselenggarakan KAHMI Institute di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (31/12).
Munarman menjelaskan, banyak negara demokrasi yang menggunakan politik identitas dalam pemilu. Sejumlah negara di Eropa dan juga di Amerika Serikat juga menggunakannya.
Mantan koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu mencontohkan Donald Trump yang menjanjikan program antiimigran dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016. "Itu biasa dalam perpolitikan, Donald Trump pun menggunakan sentimen-sentimen anti-imigran," ujarnya.
Munarman justru meminta masyarakat menghabiskan energi untuk menyelesaikan ketimpangan ekonomi dan sosial dibanding memusingkan politik identitas. Aktivis asal Palembang, Sumatera Selatan itu beralasan, ketimpangan sosial menjadi cikal bakal lahirnya politik identitas.
"Kalau ketimpangan struktur ekonomi tidak bisa didamaikan, tidak bisa dipecahkan, maka selalu akan menimbulkan politik identitas yang negatif, bukan yang positif," tutur dia.(tan/jpnn)
Salah satu pentolan Front Pembela Islam (FPI) Munarman menilai penggunaan politik identitas dalam kehidupan berdemokrasi merupakan hal wajar.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Tarif Trump Ancam Ekspor, HKTI Dorong Pemerintah Lindungi Petani
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD
- Apresiasi Langkah Pemerintah Merespons Tarif Impor Trump, Demokrat: Pendekatan Cerdas
- Prabowo Yakin RI Bisa Hadapi Kebijakan Tarif Impor Donald Trump