Komik Indonesia Lesu Karena Kurang Promosi

Komik Indonesia Lesu Karena Kurang Promosi
Komik Indonesia Lesu Karena Kurang Promosi
JAKARTA - Dunia perkomikan Indonesia masih mati suri. Namun, di tengah gempuran komik-komik impor, komik lokal diharapkan bisa berkembang. Oleh beberapa komikus Indonesia, lesunya komik lokal itu dipicu dari aspek pemasaran yang masih lemah. Namun, komik lokal diharapkan bisa hidup kembali dan menjadi media menanamkan budaya-budaya Indonesia.

  

Dalam peringatan hari Komik Indonesia di Jakarta kemarin (12/2), pembuat komik Panji Tengkorak Hans Jalarada menjelaskan dunia perkomikan di Indonesia masih berjalan sendiri. Terutama dari aspek promosinya. "Tidak mendapat dukungan yang kuat dari lingkungan lainnya," jelas Hans. Menurut dia, komik lokal bisa hidup lagi jika dibantu promosi oleh media-media lain. Seperti televisi, koran, maupun radio.

Analisa Hans tersebut, muncul saat ia mengamati perkembangan dunia perfilman Indonesia yang pernah mengalami nasib sama seperti komik. Yaitu mati suri. Menuru komikus kelahiran 4 April 1947 itu menjelaskan, perfilman lokal akhirnya bisa hidup kembali setelah media televisi dengan gencar mempromosikan film. "Kondisi ini juga mungkin bisa terjadi pada komik lokal," kata dia.

Komikus lainnya, Gerdy WK yang menciptakan tokoh super hero komik lokal yaitu Gina, Santini, dan Boda mengatakan keprihatinannya terhadap dunia komik nasional yang masih tidak bergairah. "Kita lemah bukan berarti tidak punya potensi. Saat ini banyak karikatur jago dari pada era kita dulu," ujar komikus kelahiran Ciamis 13 April 1953 tersebut.

JAKARTA - Dunia perkomikan Indonesia masih mati suri. Namun, di tengah gempuran komik-komik impor, komik lokal diharapkan bisa berkembang. Oleh beberapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News