Komik Indonesia Lesu Karena Kurang Promosi

Komik Indonesia Lesu Karena Kurang Promosi
Komik Indonesia Lesu Karena Kurang Promosi
Bujang kelahiran Bandung 24 tahun silam itu mengatakan, kendala komikus muda adalah mencari gagasan yang kuat. "Selama ini memang sulit menari komik lokal yang berseri-seri," kata dia. Sehingga, belum ada tokoh-tokoh baru di dunia komik yang benar-benar melekat di pikiran pencinta komik. Meskipun begitu, Azisa mengatakan sudah ada anjuran bagi komikus muda untuk mulai membuat komik yang bersambung.

Sementara Direktur Caravan Chris Lie salah satu pencipta komik di Amerika Serikat dengan judul Return to Labyrin mengatakan, sebenarnya berkembangnya komik di Indonesia sangat tergantung kepada penghargaan terhadap karya-karya yang sudah diterbitkan.

Menurutnya, perkembangan komik di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lain sangat tergantung kepada perlindungan, pembinaan, serta distribusi, yang selama ini belum pernah didapat di Indonesia. "Persoalan hak kekayaan intelektual belum terlindungi dengan sistem yang bagus di negeri ini," terang pembuat komik transformer dan GI Joe itu.

Menurut dia, pertumbuhan jumlah judul komik-komik lokal perlu digenjot. Chris menunjuk Malaysia sudah mampu memproduksi 100.000 sampai 200.000 judul komik, sedangkan di Indonesia baru mencapai 3.000 sampai 6.000 saja. Hal ini terjadi karena kapasitas produksi Indonesia hanya 50 judul per tahun. "Sementara di Malaysia sudah mencapai 140 judul per bulan atau 1680 judul per tahun," jelas Chris. (wan)

JAKARTA - Dunia perkomikan Indonesia masih mati suri. Namun, di tengah gempuran komik-komik impor, komik lokal diharapkan bisa berkembang. Oleh beberapa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News