Komisaris BUMN
Oleh Dahlan Iskan
Ada juga jenis komisaris yang hobinya ingin mencampuri urusan direksi. Pun sampai hal-hal kecil, bahkan kadang sikap mereka lebih direksi dari direksi.
Di antara jenis yang satu itu ada yang motifnya agar perusahaan lebih maju atau lebih bersih. Namun ada juga yang motifnya agar ditakuti oleh direksi.
Kalau direksinya benar-benar takut, bisa ikut saja apa maunya komisaris. Kalau direksinya tidak takut, bisa jadi bertengkar. Di BUMN banyak juga direksi yang takut komisaris.
Ada juga komisaris yang tidak banyak tahu soal bisnis perusahaan itu, tetapi mereka tetap merasa layak saja jadi komisaris. Toh banyak komite yang boleh dibentuk komisaris.
Mereka bekerja untuk komisaris. Dengan biaya dari perusahaan.
Untuk komisaris jenis ini, para anggota komite itulah yang sebenarnya benar-benar komisaris. Komisarisnya sendiri, kalau mampu mengajukan pertanyaan ke direksi, pertanyaan itu datangnya dari komite tersebut.
Komite itulah yang bekerja menganalisis program, menganalisis laporan hasil kerja dan memeriksa laporan keuangan. Lalu hasil analisis itu diserahkan ke komisaris. Disertai butir-butir yang perlu ditanyakan ke direksi.
Saya pernah membayangkan: suatu saat harus ada larangan pembentukan komite komisaris. Biar tahu. Komisarisnya mampu atau tidak –tanpa komite itu.