Komisi IV Dorong Pemda Aktif Berkontribusi Menyukseskan MBG

Dia yakin, jika inisiatif ini benar-benar dijalankan oleh Pemda di Papua, maka masyarakat Papua bisa lepas dari masalah kemiskinan dan persoalan gizi yang selama ini menjadi momok di Papua.
"Akses untuk makanan bergizi terbuka lebar. Sehingga program MBG bis dimaksimalkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak di Papua, meningkatkan angka lahir dan mengatasi masalah kesehatan serta stunting," ujarnya.
Robert menambahkan, dana desa di Papua juga sebenarnya cukup besar, antara Rp 700 juta hingga Rp 2 miliar.
Sementara warga yang tinggal di perkampungan, tidak cukup banyak, berkisar antara 30 sampai 60 Kepala keluarga.
Jika dana desa ini dikolaborasikan dengan MBG, dia yakin akan jauh lebih besar dampaknya bagi masyarakat.
"Tujuan dana desa kan untuk sejahterakan masyarakat di kampung. Kalau ini juga dimanfaatkan untuk MBG, pemberian vitamin kepada ibu-ibu hamil dari 4 bulan sampai anak 9 tahun, saya yakin anak-anak Papua akan hidup sehat dan cerdas," ujarnya.
Selain itu, roda ekonomi masyarakat juga jauh lebih berputar. Karena dana MBG dari APBN, APBD dan dana desa digunakan untuk hasil pertanian dan perikanan rakyat Papua.
"Karena kalau kirim makanan dari luar Papua, tentu ongkos logistiknya jauh lebih mahal. Manfaatnya akan terasa jika digunakan untuk pangan lokal. Seperti di Raja Ampat yang kaya sumber daya perikanan, tentu jauh lebih sehat," tambahnya.
Robert menuturkan, partisipasi aktif Pemda dan desa dalam program MBG dapat menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan utama dari program ini.
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- Viral Ulat di Menu Makan Bergizi Gratis, Disdik Semarang Belum Terima Laporan Resmi
- Ada Temuan Ulat di Menu MBG, Wali Kota Semarang Bentuk Tim Khusus
- George Santos Gelar Program MBG Perdana untuk Sekolah di Kawasan KEK Galang Batang
- Geger Temuan Ulat di Menu Makan Bergizi Gratis SMPN 1 Semarang, Begini Ceritanya
- Kepala BPJPH Apresiasi Dapur MBG dari Era Mas Pulo Gebang