Komisi VIII DPR Menilai Kerusuhan di Lombok Barat Bukan soal SARA
jpnn.com, LOMBOK BARAT - Anggota Komisi VIII DPR RI Hasan Basri Agus menyatakan, peristiwa di Lombok Barat saat ini bukan persoalan SARA.
Dia meminta seluruh pihak yang berkepentingan dapat mengendalikan konflik di dalam dengan baik.
Peran dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) harus ditingkatkan untuk mengelola konflik di sana.
"Kami berharap ini tidak meluas dan ternyata memang di lapangan setelah kami cek bukan SARA," ujarnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (23/5).
Program Kementerian Agama (Kemenag) dengan moderasi agama, menurut politisi Golkar ini, harus terus dikembangkan.
"Yang tadi disampaikan dana yang dibantu cuma sekitar Rp 60 juta satu tahun, pemerintah provinsi Rp 50 juta, kabupaten Rp 50 juta, pusat Rp 60 juta," ujarnya.
Menurut dia, dalam rangka moderasi umat beragama, peran FKUB ditingkatkan dengan menambah dana dari pemerintah pusat.
Hasan Basri berharap implementasi program moderasi beragama memang tidak hanya diaplikasikan di lingkungan Kemenag.
Komisi VIII DPR RI menilai peristiwa di Lombok Barat saat ini bukan persoalan SARA
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Spanduk dan Penyanderaan Karyawan PT MEG oleh Warga Rempang Jadi Latar Belakang Konflik
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Terungkap saat RDP di Komisi III, Anak Bos Toko Roti Pernah Bilang Kebal Hukum
- Seleksi PPPK 2024 Tahap 3 Bisa Selamatkan Honorer TMS, Jangan Ada PHK Massal