Komisi X DPR RI Singgung Dua Ujung Tombak Membentuk Pendidikan Bermutu
Hal ini membuktikan bahwa pemerintah Belanda pada masa itu sangat memperhatikan sarana dan prasarana bagi sekolah dan serius membangun pendidikan.
Karena itu, dia meminta Kemendikbud dapat fokus dan serius membenahi fasilitas sekolah-sekolah di Indonesia.
"Menurut saya, ini aspek yang barangkali perlu benar-benar diperhatikan. Satu juta lebih ruang kelas rusak di seluruh Indonesia. Ini harus menjadi catatan buat Kemendikbud untuk memperhatikan fasilitas pendidikan," tandasnya.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Sodik Mujahid menyoroti proses seleksi siswa baru atau PPDB.
Menurut kepala sekolah masing-masing, PPDB dijalankan sesuai dengan prosedur yang ada, yaitu melalui jatah zonasi, afiliasi, dan hal lainnya yang menyangkut PPDB di sekolah.
Sodik juga mengapresiasi pembelajaran pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilakukan dengan pola ekstrakurikuler yang menggunakan metode atau pola partisipatif.
"Pembelajaran Pancasila dan kewarganegaraan dengan pola ekstrakurikuler didemonstrasikan guru, bahkan dipimpin seorang siswa," katanya.
Komisi X DPR RI juga menanyakan digitalisasi perpustakaan. Seluruh sekolah yang didatangi sudah mengimplementasikan perpustakaan digital atau e-library.
Komisi X DPR RI membahas dua ujung tombak membentuk pendidikan bermutu di sekolah
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap 295 Ribu Guru Belum Sarjana, Solusinya Sudah Disiapkan
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Jangan Ada Lagi Guru yang Dipidana
- Tahun Depan, Sebegini Jumlah Guru ASN & Honorer yang Dapat Tunjangan, Lainnya Sabar
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- 3 Kado dari Mendikdasmen Abdul Mu'ti untuk Para Guru ASN & Honorer, Alhamdulillah
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri