Komisi X Kunjungi Kampus Serap Aspirasi soal MBKM

Komisi X Kunjungi Kampus Serap Aspirasi soal MBKM
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengaku menyerap berbagai aspirasi dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MKBM). Ilustrasi Foto: Humas UM Surabaya

Rektor UPH (Hon) Jonathan L. Parapak mengatakan secara konsep sebenarnya program MBKM sudah cukup baik untuk menjawab persoalan kesenjangan kualitas pendidikan.

Misalnya, lanjut dia, pada program pertukaran pelajar dan memberikan keleluasaan mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi lain.

Dosen juga mempunyai kesempatan lebih luas dalam menjalankan Tridharma di luar kampus sehingga terjadi proses saling belajar.

“Tetapi, menurut saya yang perlu diperhatikan adalah perguruan tinggi swastadi kota kecil atau daerah 3T yang masih menghadapi tantangan kesulitan akses dan sumber daya, sehingga mungkin mahasiswanya terhambat untuk menikmati program MBKM,” ucapnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Ahmad Amarullah menyebut program MBKM ini terkesan agak terburu-buru.

Menurut dia, sosialisasi MBKM ke setiap program sudi yang ada di kampus belum maksimal.

Ahmad juga memiliki beberapa catatan pada MBKM, pertama terkait lamanya waktu dalam berkegiatan MBKM.

"Setiap mahasiswa memiliki jadwal yang sudah dimiliki pada setiap semester. Kemudian, konversi SKS, di mana tidak semua Prodi langsung bisa menerima konversi SKS, karena prodi memerlukan pemahaman dan pertimbangan yang matang. Terakhir, perlu kesamaan persepsi terkait MBKM antar prodi, fakultas, dan antar universitas," bebernya.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengaku menyerap berbagai aspirasi dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MKBM).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News