Komite Aksi Migrant Sambangi Istana
Kamis, 18 Desember 2008 – 21:46 WIB
Saat ini, kata dia, jumlah Buruh Migran Indonesia (BMI) yang berada di luar negeri diperkirakan lebih dari lima juta orang. ''Setiap tahun, jumlah BMI memang mengalami peningkatan,'' kata Haris Aritonang pada JPNN saat ditemui di sela-sela orasi di depan Monas, Kamis (18/12).
Dijelaskan, ada dua faktor penyebab mengapa semakin banyak BMI ke luar negeri. Pertama, faktor internal dari dalam negeri, adanya krisis kesejahteraan yang berkepanjangan, yang ditandai dengan semakin menyempitnya lapangan pekerjaan. Minimnya akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan dan pangan yang layak dan terjangkau, serta rendahnya kepemilikan tanah bagi para petani di pedesaan dan upah yang sangat rendah, menyebabkan banyaknya tenaga produktif yang dipaksa memilih berbondong-bondong bekerja di luar negeri.
Faktor kedua adalah faktor eksternal, dimana permintaan pasar tenaga kerja murah dari luar negeri yang tinggi dan meningkatnya jumlah devisa yang dihasilkan oleh BMI, serta menyumbang pundi-pundi pendapatan negara. ''Peningkatan devisa dan permintaan tenaga murah ini kemudian dikemas oleh pemerintah menjadi paket kebijakan eksport buruh migran,'' ungkapnya.
Namun diakuinya kalau meningkatnya jumlah penempatan setiap tahun berbanding terbalik dengan kualitas perlindungan yang diterima oleh BMI. Buktinya, setiap tahun masalah yang menimpa BMI terus berulang, kerja paksa, upah tidak dibayar, penipuan, pelecehan seksual, penganiayaan, kekerasan, deportasi, bahkan meninggal dunia adalah risiko-risiko yang ditanggung oleh BMI ketika bekerja di luar negeri.
JAKARTA — Ratusan massa yang tergabung dalam Komite Aksi Migrant Day 2008 menggelar aksi demontrasi ke Istana Negara, Kamis (18/12). Sebelum
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan