Komitmen Kemendag Jaga Stabilitas Tahu dan Tempe
Lebih lanjut, Syailendra menyampaikan, sejak paruh kedua tahun lalu harga kedelai dunia mulai merangkak naik hingga hampir 30 persen.
Hal tersebut berdampak pada penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar yang naik menjadi rata-rata 20 persen.
Penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar merupakan dampak dari adanya kenaikan harga kedelai dunia. Karena, kata dia, mayoritas kebutuhan kedelai di Indonesia masih dipenuhi oleh impor.
"Sehingga fluktuasi perkembangan harga komoditi kedelai dunia akan berdampak secara langsung pada harga bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe di Indonesia,” ujar Syailendra.
Selanjutnya, Kemendag akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia.
Hal ini berlaku saat terjadi penurunan ataupun kenaikan harga, guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar berada di tingkat yang wajar.
Syailendra juga mengimbau para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe.
Termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Provinsi maupun di Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Pemerintah menyatakan akan menjaga kestabilan bahan baku tahu dan tempe di pasaran. Simak selengkapnya
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Hadiri APEC di Peru, Mendag Perkuat Dukungan Perdagangan Multilateral
- Kemendag Dorong Pengusaha Mikro Ekspansi di Pasar Global lewat 'UMKM BISA Ekspor'
- Kejagung Tetapkan Tom Lembong Sebagai Tersangka, Inilah Kasusnya
- 5 Khasiat Kacang Kedelai, Bantu Turunkan Serangan Penyakit Ini pada Pria