Komitmen Pemerintah Gunakan Keramik Dalam Negeri Rendah
Hanya, kata dia, hal itu membuat pelaku industri keramik kewalahan menyasar pasar komersial seperti pembangunan gedung, mal, maupun bandara yang kini telah beralih ke produk granit.
Asaki mencatat impor granit di Indonesia mencapai empat juta meter persegi per tahun. Sementara itu, kebutuhan granit lokal mencapai dua juta meter persegi per tahun.
’’Daya saing kami lemah salah satunya karena harga masih kalah dengan produk impor. Selain itu, masih rendahnya komitmen pemerintah untuk menggunakan produk dalam negeri. Padahal, beberapa proyek potensial bisa dibidik produsen lokal seperti renovasi kompleks olahraga Gelora Bung Karno maupun wisma atlet,’’ tambahnya.
Dia melanjutkan, pada proyek pemerintah seperti wisma atlet, kontraktor masih membandingkan harga produk lokal dengan impor.
’’Bukan hanya pemerintah pusat yang menggunakan produk lokal, tetapi pemerintah daerah seharusnya juga memakai produk lokal. Secara kualitas tidak kalah. Sebab, granit lokal sudah memasok untuk proyek Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta,’’ jelasnya.
Pihaknya pun meminta pemerintah untuk mempertegas penerapan P3DN (peningkatan penggunaan produksi dalam negeri). Sebab, fakta di lapangan, proyek-proyek pemerintah masih marak menggunakan produk impor. Pasalnya, proteksi yang ada untuk penggunaan produk lokal kini dinilai masih terlalu lemah. (vir/c15/sof/jos/jpnn)
SURABAYA – Paket kebijakan ekonomi jilid tiga memuat tentang penurunan harga gas industri. Namun, hingga kini penurunan itu belum bisa dinikmati
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global